Translate

Senin, 23 Januari 2017

Ibaratnya gerombolan copet

Pernah dengar cerita ini ?

Di sebuah bus seorang copet mencoba mengambil dompet penumpang. Namun seorang lelaki rupanya melihat perbuatan itu.

Ia langsung berdiri dan berteriak "Copet..!"

Namun tiba2 sebuah pukulan melayang di pipinya. Pemukul itu berteriak copet sambil memukulinya. Beberapa penumpang yang melihat itu langsung mengerubutinya.

Apes.. Bermaksud menolong malah dituduh copet. Ia tahu bahwa pemukulnya adalah komplotan copet juga. Namun apa daya, sudah terlambat. Para penumpang twrlanjur menuduhnya sebagai copet.

Itulah perumpamaan bangsa ini.

Ketika aset negara ini dicuri pelan2 oleh asing. Seorang lelaki bernama Habib Rizieq bangkit dari tempat duduknya yang nyaman. Dengan lantang ia berteriak agar penumpang lain sadar dan selamat dari ulah para copet.

Namun sayang, komplotan pencopet langsung memukulinya. Para penumpang lain yg tidak mengertipun mudah terhasut oleh komplotan copet. Bukan berterima kasih, Sang Habib yang malah dituduh sebagai pencopet.

Namun Sang Habib bukan manusia biasa yang berhenti begitu saja. Ia terus berteriak lantang setiap hari agar penumpang lain selamat. Meski resiko dan bahaya mengintai.

Bagiku..

Ia adalah Nuh kecil yang tidak pernah kapok dihina. 
Ia adalah Ibrahim kecil yang gagah berani melawan penguasa.
Ia adalah Daud kecil yang menantang raksasa.
Ia adalah Musa kecil yang dibuang bangsa sendiri demi si asing.

Bagaimana dengan kita ? Saya ?

Hanya sembunyi dibalik kursi melanjutkan tidur seolah tidak terjadi apa-apa.

Saya tidak berdoa agar para musuh dan kafir diazab. Saya hanya berdoa agar kita tidak diazab, karena membiarkan cucu sang kekasihNya berjuang sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kekurangan pasangan kita

 Sepasang suami istri sedang makan malam, sang istri membuka pembicaraan. Istri : “Suamiku sayang, bolehkah aku usul ???” Suami : “Boleh is...