Miliki lah sesorang yang selalu setia..
Bukan hanya pengobral janji dan dusta.
Miliki lah seseorang yang tulus mencinta..
Bukan sebentar ada dan sekelip mendua..
Miliki lah seseorang yang penuh kasih sayang..
Bukan setelah puas dan jenuh lalu menghilang..
Miliki lah seseorang yang bisa buat mu bahagia.
Bukan sesudah memberi harapan lalu menyisakan kecewa..
Miliki lah seseorang yang sosok dewasa..
Bukan seusai meluluhkan hati lalu bermain mata.
Miliki lah seseorang yang dapat buat hari-hari mu tersenyum ceria..
Agar selama nya hidup mu penuh warna dan bermakna...:)
Translate
Rabu, 09 November 2016
🌷Manisnya Bergelar Wanita
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda Saidatina Fatimah r.a Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak rerumputan putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapaknya apalah gunanya rerumputan putri malu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah.
Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya bahwasannya rerumputan putri malu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada rerumputan putri malu ini dari empat aspek.
Pertama, rerumputan putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).
Kedua, rerumputan putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dari kehormatan sebagai seorang wanita muslimah.
Ketiga, rerumputan putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaknya mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul 'Alamin.
Dan akhir sekali, ia akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh sebab itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu walau pun ia hanya tumbuhan yang kecil. Betapa islam telah meletakkan wanita pada kedudukan semanis-manisnya? Jika semua saranan Rasulullah ini dituruti ia cukup manis, semua yang bertentangan menjadikannya pahit bagai empedu.
Kemanisan wanita akan hilang apabila apa yang dilakukan bertentangan dengan kejadiannya yang asal. Seorang wanita menjadi kupu-kupu. Dia tidak pulang ke rumah sebaliknya sidia di tempat yang tidak senonoh hingga larut malam. Apakah itu manis? Sudah tentu tidak.
Demikianlah wanita, dia warna alam yang cukup berharga di hargai. Setiap insan lahir dari manusia bernama wanita. Alangkah manisnya menjadi wanita sebab dia unsur terpenting dalam kewujudan alam ini sedemikian rupa.
Kalau kita hendak melihat keburukan bukan satu yang akan kita jumpa, kalau kita hendak mencari kebaikan dan keindahan bukan satu dua juga yang akan kita temui. Apa pun, ingatlah, "Barangsiapa yang tidak menyayangi dia tidak akan disayangi".(HR Muslim)
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya bahwasannya rerumputan putri malu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada rerumputan putri malu ini dari empat aspek.
Pertama, rerumputan putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).
Kedua, rerumputan putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dari kehormatan sebagai seorang wanita muslimah.
Ketiga, rerumputan putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaknya mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul 'Alamin.
Dan akhir sekali, ia akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh sebab itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu walau pun ia hanya tumbuhan yang kecil. Betapa islam telah meletakkan wanita pada kedudukan semanis-manisnya? Jika semua saranan Rasulullah ini dituruti ia cukup manis, semua yang bertentangan menjadikannya pahit bagai empedu.
Kemanisan wanita akan hilang apabila apa yang dilakukan bertentangan dengan kejadiannya yang asal. Seorang wanita menjadi kupu-kupu. Dia tidak pulang ke rumah sebaliknya sidia di tempat yang tidak senonoh hingga larut malam. Apakah itu manis? Sudah tentu tidak.
Demikianlah wanita, dia warna alam yang cukup berharga di hargai. Setiap insan lahir dari manusia bernama wanita. Alangkah manisnya menjadi wanita sebab dia unsur terpenting dalam kewujudan alam ini sedemikian rupa.
Kalau kita hendak melihat keburukan bukan satu yang akan kita jumpa, kalau kita hendak mencari kebaikan dan keindahan bukan satu dua juga yang akan kita temui. Apa pun, ingatlah, "Barangsiapa yang tidak menyayangi dia tidak akan disayangi".(HR Muslim)
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
Selasa, 01 November 2016
SOAL KALIMAT AHOK
• Ahmed Zainul Muttaqien
Saya sudah nonton videonya dan saya dengar redaksi asli perkataan Ahok berikut:
*"Jadi jangan percaya sama ORANG. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin "PAKAI" surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya..."*
Saya tidak ingin menjelaskan perkataan ini dengan istilah-istilah filsafat yang rumit. Tapi cerna saja dengan AKAL SEHAT tanpa tendensi.
Ahok sebelum sampai pada kalimat "dibohongin pake surat almaidah 51", dia mengatakan "jangan percaya sama orang".
Berarti jelas yang dia maksud berbohong adalah ORANG-nya bukan ayatnya. "Orang" adalah subjeknya dan "Almaidah 51" adalah objek yang dibawanya. Yang dia maksud berbohong adalah subjeknya bukan objek yang dibawanya. Dan objek yang dimanfaatkan untuk berbohong tertera pada kalimat selanjutnya "PAKAI surat almaidah 51".
Ini sama seandainya saya berkata "Jangan percaya sama Aa Gatot. Kamu di bohongin PAKE ayat-ayat Qur'an". Yang saya maksud disini tentu bukan jangan percaya sama Qur'an, tapi jangan percaya sama Aa Gatot karena ia berbohong dengan MEMAKAI ayat-ayat Qur'an. Bukan berarti ayat Qur'annya yang salah, tapi subjek yang membawa dan menggunakan ayat Qur'an tersebut untuk berbohonglah yang salah.
Ini sama seperti teroris yang menggunakan ayat jihad untuk berbuat barbar atau wahabi yang menggunakan ayat istiwa' untuk berkeyakinan mujassimah terhadap Allah. Bukan ayatnya yang salah, tapi subjek yang menggunakan dan memelintir tafsir ayat itu yang salah.
Itulah kenapa Ahok menggunakan kalimat *"dibohongin PAKAI surat almaidah 51", bukan kalimat "dibohongin OLEH surat almaidah 51".*
Sebenarnya menafsirkan kalimat ini gampang, hanya ego kebencian yang mempersulit dan memelintirnya.
Saya bukan pendukung Ahok. Bukan urusan saya jika ia terpilih nanti atau tidak, karena KTP saya bukan Jakarta. Tapi saya merasa terpanggil untuk meluruskan hal sederhana yang tidak dipahami oleh otak, kelewat sederhana yang ditutupi tendensi.
Dan mau saya kasi tau satu lagi? Ternyata orang yang memelintir tafsir perkataan Ahok ini adalah orang-orang yang sama yang memelintir tafsir perkataan Prof. Quraish Shihab soal Nabi tidak dijamin masuk surga karena amalnya.
Ternyata orang itu juga yang memelintir perkataan Grand Mufti Suriah; Syaikh Ahmad Badruddin Hassoun bahwa ia menyeru pemusnahan rakyat Aleppo.
Kalau ulama-ulama besar islam saja perkataannya ia pelintir, kenapa bingung perkataan 'kafir' seperti Ahok mereka pelintir? Ini baru permulaan ya...
Fb: Ahmed Zain Oul Muttaqin.
-------------------------------------------------
Sangat perlu disebarluaskan.... 😇
Saya sudah nonton videonya dan saya dengar redaksi asli perkataan Ahok berikut:
*"Jadi jangan percaya sama ORANG. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin "PAKAI" surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya..."*
Saya tidak ingin menjelaskan perkataan ini dengan istilah-istilah filsafat yang rumit. Tapi cerna saja dengan AKAL SEHAT tanpa tendensi.
Ahok sebelum sampai pada kalimat "dibohongin pake surat almaidah 51", dia mengatakan "jangan percaya sama orang".
Berarti jelas yang dia maksud berbohong adalah ORANG-nya bukan ayatnya. "Orang" adalah subjeknya dan "Almaidah 51" adalah objek yang dibawanya. Yang dia maksud berbohong adalah subjeknya bukan objek yang dibawanya. Dan objek yang dimanfaatkan untuk berbohong tertera pada kalimat selanjutnya "PAKAI surat almaidah 51".
Ini sama seandainya saya berkata "Jangan percaya sama Aa Gatot. Kamu di bohongin PAKE ayat-ayat Qur'an". Yang saya maksud disini tentu bukan jangan percaya sama Qur'an, tapi jangan percaya sama Aa Gatot karena ia berbohong dengan MEMAKAI ayat-ayat Qur'an. Bukan berarti ayat Qur'annya yang salah, tapi subjek yang membawa dan menggunakan ayat Qur'an tersebut untuk berbohonglah yang salah.
Ini sama seperti teroris yang menggunakan ayat jihad untuk berbuat barbar atau wahabi yang menggunakan ayat istiwa' untuk berkeyakinan mujassimah terhadap Allah. Bukan ayatnya yang salah, tapi subjek yang menggunakan dan memelintir tafsir ayat itu yang salah.
Itulah kenapa Ahok menggunakan kalimat *"dibohongin PAKAI surat almaidah 51", bukan kalimat "dibohongin OLEH surat almaidah 51".*
Sebenarnya menafsirkan kalimat ini gampang, hanya ego kebencian yang mempersulit dan memelintirnya.
Saya bukan pendukung Ahok. Bukan urusan saya jika ia terpilih nanti atau tidak, karena KTP saya bukan Jakarta. Tapi saya merasa terpanggil untuk meluruskan hal sederhana yang tidak dipahami oleh otak, kelewat sederhana yang ditutupi tendensi.
Dan mau saya kasi tau satu lagi? Ternyata orang yang memelintir tafsir perkataan Ahok ini adalah orang-orang yang sama yang memelintir tafsir perkataan Prof. Quraish Shihab soal Nabi tidak dijamin masuk surga karena amalnya.
Ternyata orang itu juga yang memelintir perkataan Grand Mufti Suriah; Syaikh Ahmad Badruddin Hassoun bahwa ia menyeru pemusnahan rakyat Aleppo.
Kalau ulama-ulama besar islam saja perkataannya ia pelintir, kenapa bingung perkataan 'kafir' seperti Ahok mereka pelintir? Ini baru permulaan ya...
Fb: Ahmed Zain Oul Muttaqin.
-------------------------------------------------
Sangat perlu disebarluaskan.... 😇
Selasa, 18 Oktober 2016
RENCANA kita boleh saja INDAH ... ... tapi rencana ALLAH-lah yang TERINDAH ...
HIDUP kita mungkin baik-baik saja ...
... tapi hidup dengan aturan-Nya akan membuat hidup menjadi lebih SEMPURNA ...
PEKERJAAN kita mungkin MENJANJIKAN ...
... tapi barokah-Nya-lah yang menjadikan kita KAYA ...
KEKUATAN kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang HEBAT ... tapi hanya bersama-Nya, kita akan bisa menjadi LUAR BIASA ... !!!
... tapi hidup dengan aturan-Nya akan membuat hidup menjadi lebih SEMPURNA ...
PEKERJAAN kita mungkin MENJANJIKAN ...
... tapi barokah-Nya-lah yang menjadikan kita KAYA ...
KEKUATAN kita mungkin sanggup membawa kita menjadi orang HEBAT ... tapi hanya bersama-Nya, kita akan bisa menjadi LUAR BIASA ... !!!
SUBHAANALLAH..! ! ... Kisah Anak Cacat yang Sukses ...
Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Dahulu, sebelum ada vaksinasi, cacar adalah salah satu penyakit yang tersebar di mana-mana, dan atas kehendak Allah Yang Maha Hidup dan Maha Mengurus segala sesuatu, sering kali (penyakit cacar itu) mengakibatkan kematian di kalangan masyarakat.
Syahdan, di antara mereka ada yang terjangkit bencana ini; seorang lelaki berumur 6 tahun d
ari sebuah dusun di utara kota Buraidah di wilayah Al-Qashim. Peristiwa ini terjadi di abad 14 H. Akibatnya, ia mengalami kebutaan total dan berwajah bopeng.
Anak ini tinggal di tengah saudara-saudara nya yang bekerja sebagai petani di sawah. Dia sering berlari-lari di belakang mereka, hendak mengejar mereka saat berjalan bersama. Akan tetapi, tentu saja hal ini sering kali menyebabkannya tersandung dan terjerembab di mana-mana, lalu terluka. Namun, ia segera bangkit mengejar arah datangnya suara mereka, lalu ia menabrak pohon di mana-mana, sementara saudara-saudara nya hanya menertawainya ketika ia jatuh, bahkan (mereka) mengejeknya, “Buta …! Buta …!”
Mereka tidak peduli dan tidak menanyakan apabila dia tidak ada dan (mereka) bersikap acuh kalau dia ada di tengah mereka. Bahkan, di kala orang tuanya tidak ada dirumah, sering kali ia menjadi bulan-bulanan saudara-saudara nya, yaitu ketika dia disuruh berjalan lalu terantuk dan terjatuh, maka ia menjadi bahan tertawaan. Meskipun demikian, dia termasuk anak yang lincah dan gerakannya ringan. Kemauannya keras dan mempunyai ketabahan, dan Allah telah mengaruniakan kepadanya kecerdasan dan kemauan yang keras. Dia selalu berupaya melakukan apa saja yang dia mau. Dia ingin mengerjakan lebih banyak daripada yang dilakukan orang normal.
Ayahnya adalah orang yang miskin. Dia memandang anaknya yang buta ini hanya menjadi beban saja, karena dia tidak mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya sebagaimana saudara-saudara nya yang lain.
Suatu hari, salah seorang temannya datang ke rumah. Sudah beberapa tahun mereka tidak jumpa. Dia lalu mengadukan kepada temannya tersebut perihal anaknya yang buta bahwa anak itu tidak berguna, bahkan mereka sekeluarga selalu sibuk mengurus dan melayaninya, sehingga menghambat sebagian pekerjaan mereka. Tamu tersebut menyarankan agar anak itu dikirim ke Riyadh agar mendapat jaminan makanan dari jamuan yang selalu diadakan oleh Ibnu Sa’ud (Setelah keamanan dalam negeri di seluruh Jazirah Arab terkendali di tangan Raja Abdul ‘Aziz rahimahullah, dia mengadakan jamuan khusus untuk memberi makan kaum fakir miskin dan orang orang terlantar. Pada masa itu, jamuan tersebut sangat terkenal), sehingga (ia) akan selalu bertemu dengan orang orang yang mengasihinya setiap saat.
Ide tersebut diterima dengan baik oleh ayahnya. Ketika ada seorang tukang unta tampak sedang membuat kayu ke atas punggung untanya yang biasanya menjual barang dagangan di Riyadh, ayahnya menghampiri tukang unta dan berkata, “Aku hendak menitipkan anakku ini padamu. Bawalah dia pergi ke Riyadh dan saya beri kamu dua riyal, dengan syarat: kamu taruh dia di masjid, dan kamu tunjukkan di mana letak jamuan makan dan sumur masjid agar dia bisa minum dan berwudhu, dan serahkan dia kepada orang yang mau berbuat kebajikan kepadanya.”
Berikut ini penuturan kisah sang anak setelah (ia) dewasa,
Aku dipanggil ayahku -rahimahullah-. Pada waktu iu, umurku baru mendekati 13 tahun. Beliau berkata, “Anakku, di Riyadh itu ada halaqah-halaqah ilmu, ada jamuan makan yang akan memberimu makan malam setiap hari, dan lain sebagainya. Kamu akan betah disana, insya Allah. Kamu akan ayah titipkan pada orang ini. Dia akan memberitahu kamu apa saja yang kamu inginkan ….”
Tentu saja, aku menangis keras-keras dan mengatakan, “Benarkah orang sepertiku tidak memerlukan lagi keluarga? Bagaimana mungkin aku berpisah dengan ibuku, saudara-saudara , dan orang orang yang aku sayangi? Bagaimana aku akan mengurus diriku di negeri yang sama sekali asing bagiku, sedangkan di tengah keluargaku saja aku mengalami kesulitan? Aku tidak mau!”
Aku dibentak oleh ayahku. Beliau berkata kasar kepadaku. Selanjutanya, beliau memberiku pakaian-pakaian ku seraya berkata, “Tawakal kepada Allah dan pergilah …. Kalau tidak, kamu akan aku begini dan begini ….”
Suara tangisku makin keras, sementara saudara-saudara ku hanya diam saja di sekelilingku. Selanjutnya, aku dibimbing oleh si tukang unta sambil menjanjikan kepadaku hal-hal yang baik baik dan meyakinkan aku bahwa aku akan hidup enak di sana.
Aku pun berjalan sambil tetap menangis. Tukang unta itu menyuruh aku berpegangan pada ujung kayu di bagian kelakang unta. Dia berjalan di depan unta, sedangkan aku di belakangnya, sementara suara tangisku masih tetap meninggi. Aku menyesali perpisahanku dengan keluargaku.
Setelah lewat sembilan hari perjalanan, tibalah kami di tengah kota Riyadh. Tukang unta itu benar benar menaruh aku di masjid dan menunjukkan aku letak sumur dan jamuan makan. Akan tetapi aku masih tetap tidak menyukai semuanya dan masih merasa sedih. Aku menangis dari waktu ke waktu. Dalam hati, aku berkata, “Bagaimana mungkin aku hidup di suatu negeri yang aku tidak mengetahui apa pun dan tidak mengenal siapa pun? Aku berangan-angan, andaikan aku bisa melihat, pastilah aku sudah berlari entah kemana … ke padang pasir barangkali. Akan tetapi, atas rahmat Allah, ada beberapa orang yang menaruh perhatian kepadaku di masjid itu. Mereka menaruh belas kasihan kepadaku, lalu mereka membawaku kepada Syekh Abdurrahman Al-Qasim rahmahullah dan mereka katakan, “Ini orang asing, hidup sebatang kara.”
Syekh menghampiri aku, lalu menanyai siapa namaku dan nama julukanku, dan dari negeri mana. Kemudian, beliau menyuruh aku duduk di dekatnya, sementara aku menyeka air mataku. Beliau berkata, “Anakku, bagaimana ceritamu?” Kemudian, aku pun menceritakan kisahku kepada beliau.
“Kamu akan baik baik saja, insya Allah. Semoga Allah memberimu manfaat dan membuat kamu bermanfaat. Kamu adalah anak kami dan kami adalah keluargamu. Kamu akan melihat nanti hal-hal yang menggembirakanm u di sisi kami. Kamu akan kami gabungkan dengan para pelajar yang sedang menuntut ilmu dan akan kami beri tempat tinggal dan makanan. Di sana ada saudara-saudara di jalan Allah yang akan selalu memperhatikan dirimu.”
Aku menjawab, “Semoga Allah memberi Tuan balasan yang terbaik, tetapi aku tidak menghendaki semua itu. Aku ingin Tuan berbaik hati kepadaku, kembalikan aku kepada keluargaku bersama salah satu kafilah yang menuju Al-Qashim.”
Syekh berkata, “Anakku, coba dulu kamu tinggal bersama kami, barangkali kamu akan merasa nyaman. Kalau tidak, kami akan mengirim kamu kembali kepada keluargamu, insya Allah.”
Selanjutnya, Syekh memanggil seseorang lalu berkata, “Gabungkan anak ini dengan Fulan dan Fulan, dan katakan kepada mereka, perlakukan dia dengan baik.”
Orang itu membimbing dan membawaku menemui dua orang teman yang baik hati. Keduanya menyambut kedatanganku dengan baik dan aku pun duduk di sisi mereka berdua, lalu aku ceritakan kepada mereka
berdua keadaanku dan mengatakan bahwa aku tidak betah tinggal di situ karena harus berpisah dari keluargaku. Tak ada yang dilakukan kedua temanku itu selain mengatakan kepadaku perkataan yang menghiburku. Keduanya menjanjikan kepadaku yang baik-baik dan bahwa kami akan sama sama mencari ilmu, sehingga aku sedikit merasa tenteram dan senang kepada mereka. Keduanya selalu bersikap baik padaku. Semoga Allah memberi mereka dariku balasan yang terbaik. Akan tetapi, aku sendiri belum juga terlepas dari kesedihan dan keenggananku tinggal di sana. Aku masih tetap menangis dari waktu ke waktu atas perpisahanku dengan keluargaku.
Kedua temanku itu tinggal di sebuah kamar dekat masjid. Aku tinggal bersama mereka. Keseharianku selalu bersama mereka. Pagi-pagi benar, kami pergi shalat subuh, lalu duduk di masjid mengikuti pengajian Alquran sampai menjelang siang. Syekh menyuruh kami menghapal Alquran. Sesudah itu, kami kembali ke kamar, istirahat beberapa saat, makan ala kadarnya, kemudian kembali lagi ke pengajian hingga tiba waktu zuhur. Barulah setelah itu, kami istirahat, yakni tidur siang (qailulah), dan sesudah shalat Ashar kami kembali lagi mengikuti pengajian.
Demikian yang kami lakukan setiap hari hingga akhirnya mulailah aku merasa betah sedikit demi sedikit, makin membaik dari hari ke hari, bahkan akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menghapal Al Quran, terutama setelah Syekh–rahimahul lah–memberi dorongan dan perhatian khusus kepadaku. Aku pun melihat diriku mengalami kemajuan dan menghapal hari demi hari. Sementara itu, Syekh selalu mempertajam minat para santrinya. Pernah suatu kali, beliau berkata, “Kenapa kalian tidak meniru si Hamud itu? Lihatlah bagaimana kesungguhan dan ketekunannya, padahal ia orang buta!”
Dengan kata-kata itu, aku semakin bersemangat, karena timbul persaingan antara aku dan teman temanku dalam kebaikan. Oleh karena itu, kurang dari satu setengah bulan, Allah ta’ala telah mengaruniai aku ketenteraman dan ketenangan hati, sehingga dapatlah aku menikmati hidup baru ini.
Syahdan, setelah tujuh bulan lamanya aku tinggal di sana, aku katakan dalam diriku,“Subhana llah, betapa banyak kebaikan yang terdapat dalam hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sementara diri kita melalaikannya! Kenapa aku harus sedih dan menangisi kehidupan yang serba kekurangan di tengah keluargaku, yang ada hanya kebodohan, kemiskinan, kepayahan ketidakpedulian , dan penghinaan, sedangkan aku merasa menjadi beban mereka?”
Demikianlah kehidupan yang aku jalani di Riyadh setiap harinya, sehingga kurang dari sepuluh bulan aku sudah dapat menghafal Alquran sepenuhnya, alhamdulillah. Kemudian, aku ajukan hapalanku itu kehadapan Syekh sebanyak dua kali. Selanjutnya, Syekh mengajak aku pergi menemui para guru besar, yaitu Syekh Muhammad bin Ibrahim dan Syekh Abdul Latif bin Ibrahim. Aku diperkenalkan kepada mereka. Kemudian, guruku itu berkata, “Kamu akan ikut bergabung dalam halaqah-halaqah ilmu. Adapun murajaah Alquran, dilakukan sehabis shalat subuh, kamu akan dipandu oleh Fulan. Sesudah magrib, kamu akan dipandu oleh Fulan.”
Sejak saat itu, mulailah aku menghadiri halaqah-halaqah dari para guru besar itu, yang bisa menimba ilmu dengan kesungguhan hati. Materi pelajaran yang diberikan meliputi Akidah, Tafsir, Fikih, Ushul Fikih, Hadits, Ulumul Hadits, dan Fara’idh. Seluruh materi diberikan secara teratur, masing-masing untuk materi tertentu.
Sementara itu, aku sendiri, hari demi hari semakin merasa betah, semakin senang, dan tenteram hidup di lingkungan itu. Aku benar benar merasa bahaia mendapat kesempatan mencari ilmu. Sementara itu, agaknya orang tuaku di kampung selalu bertanya kepada orang-orang yang bepergian ke Riyadh, dan tanpa sepengetahuanku beliau mendapat berita-berita tentang perkembanganku.
Demikianlah, alhamdulillah, aku berkesempatan untuk terus mencari ilmu dan menikmati taman-taman ilmu. Setelah tiga tahun, aku meminta izin kepada guru-guruku untuk menjenguk keluargaku di kampung. Kemudian, mereka menyuruh orang untuk mengurus perjalananku bersama seorang tukang unta. Dengan memuji Allah, aku pun berangkat hingga sampailah aku kepada keluargaku. Tentu saja, mereka sangat gembira dan kegirangan menyambut kedatanganku, terutama Ibuku–rahimahal lah–. Mereka menanyakan kepadaku tentang keadaanku dan aku katakan, “Aku kira, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang lebih bahagia selain aku ….”
Ya, kini mereka melihatku dengan senang dan santun. Demikian pula, aku melihat mereka menghargai dan menghormati aku, bahkan menyuruhku mengimami shalat mereka. Aku menceritakan kepada mereka pengalaman-peng alaman yang telah aku alami selama ini. Mereka senang mendengarnya dan memuji kepada Allah.
Setelah beberapa hari berada di lingkungan keluargaku, aku pun meminta izin untuk pergi meninggalkan mereka kembali. Mereka bersikeras memintaku untuk tetap tinggal, tapi aku segera mencium kepada ayah-bundaku. Aku meminta pengertian dan izin kepada keduanya, dan alhamdulillah mereka mengizinkan. Akhirnya aku kembali ke Riyadh meneruskan pelajaranku. Aku makin bersemangat mencari ilmu.
Adapun dari teman-temannya yang seangkatan, ada di antaranya yang menceritakan, “Dia sangat rajin dan bersemangat dalam mencari ilmu, sehingga dikagumi guru-gurunya dan teman-teman seangkatannya. Sangat banyak ilmu yang dia peroleh. Adapun hal yang sangat ia sukai adalah apabila ada seseorang yang duduk bersamanya dengan membacakan kepadanya sebuah kitab yang belum pernah ia dengar, atau ada orang yang berdiskusi dengannya mengenai berbagai masalah ilmu. Dia memiliki daya hapal yang sangat mengagumkan dan daya tangkap yang luar biasa.
Tatkala umunya mencapai 18 tahun, dia diperintahkan oleh guru didiknya dihadapan santri santri kecil dan agar menyuruh mereka menghapalkan beberapa matan kitab.
Ketika Fakultas Syariah Riyadh dibuka, beberapa orang gurunya menyarankan dia mengikuti kuliah. Dia mengikutinya, dan dengan demikian dia, termasuk angakatan pertama yang dihasilkan oleh fakultas tersebut pada tahun 1377 H. Kemudian, dia ditunjuk menjadi tenaga pengajar di Fakultas Syariah di kota itu.
Pada akhir hayatnya, dia pindah mengajar di fakultas yang sama di Al-Qashim, dan lewat tangannya muncullah sekian banyak mahasiswa yang kelak menjadi hakim, orator, guru, direktur, dan sebagainya.
Pada tiap musim haji, dia tergabung dalam rombongan pada mufti dan da’i, di samping kesibukannya sebagai pebisnis tanah dan rumah, sehingga dia bisa memberi nafkah kepada keluarganya dan saudara saudaranya, dan dapat pula membantu kerabat-kerabat nya yang lain.
Adapun saudara saudaranya yang dulu sering mengejeknya semasa kecil, kini mereka mendapatkan kebaikan yang melimpah darinya, karena sebagian mereka, ada yang kebetulan tidak pandai mencari uang.
Betapa banyak karunia dan nikmat yang terkandung pada hal-hal yang tidak disukai dari diri kita. Akan tetapi, firman Allah yang Maha Agung tentu lebih tepat,
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Syahdan, di antara mereka ada yang terjangkit bencana ini; seorang lelaki berumur 6 tahun d
ari sebuah dusun di utara kota Buraidah di wilayah Al-Qashim. Peristiwa ini terjadi di abad 14 H. Akibatnya, ia mengalami kebutaan total dan berwajah bopeng.
Anak ini tinggal di tengah saudara-saudara nya yang bekerja sebagai petani di sawah. Dia sering berlari-lari di belakang mereka, hendak mengejar mereka saat berjalan bersama. Akan tetapi, tentu saja hal ini sering kali menyebabkannya tersandung dan terjerembab di mana-mana, lalu terluka. Namun, ia segera bangkit mengejar arah datangnya suara mereka, lalu ia menabrak pohon di mana-mana, sementara saudara-saudara nya hanya menertawainya ketika ia jatuh, bahkan (mereka) mengejeknya, “Buta …! Buta …!”
Mereka tidak peduli dan tidak menanyakan apabila dia tidak ada dan (mereka) bersikap acuh kalau dia ada di tengah mereka. Bahkan, di kala orang tuanya tidak ada dirumah, sering kali ia menjadi bulan-bulanan saudara-saudara nya, yaitu ketika dia disuruh berjalan lalu terantuk dan terjatuh, maka ia menjadi bahan tertawaan. Meskipun demikian, dia termasuk anak yang lincah dan gerakannya ringan. Kemauannya keras dan mempunyai ketabahan, dan Allah telah mengaruniakan kepadanya kecerdasan dan kemauan yang keras. Dia selalu berupaya melakukan apa saja yang dia mau. Dia ingin mengerjakan lebih banyak daripada yang dilakukan orang normal.
Ayahnya adalah orang yang miskin. Dia memandang anaknya yang buta ini hanya menjadi beban saja, karena dia tidak mendapatkan manfaat dan keuntungan darinya sebagaimana saudara-saudara nya yang lain.
Suatu hari, salah seorang temannya datang ke rumah. Sudah beberapa tahun mereka tidak jumpa. Dia lalu mengadukan kepada temannya tersebut perihal anaknya yang buta bahwa anak itu tidak berguna, bahkan mereka sekeluarga selalu sibuk mengurus dan melayaninya, sehingga menghambat sebagian pekerjaan mereka. Tamu tersebut menyarankan agar anak itu dikirim ke Riyadh agar mendapat jaminan makanan dari jamuan yang selalu diadakan oleh Ibnu Sa’ud (Setelah keamanan dalam negeri di seluruh Jazirah Arab terkendali di tangan Raja Abdul ‘Aziz rahimahullah, dia mengadakan jamuan khusus untuk memberi makan kaum fakir miskin dan orang orang terlantar. Pada masa itu, jamuan tersebut sangat terkenal), sehingga (ia) akan selalu bertemu dengan orang orang yang mengasihinya setiap saat.
Ide tersebut diterima dengan baik oleh ayahnya. Ketika ada seorang tukang unta tampak sedang membuat kayu ke atas punggung untanya yang biasanya menjual barang dagangan di Riyadh, ayahnya menghampiri tukang unta dan berkata, “Aku hendak menitipkan anakku ini padamu. Bawalah dia pergi ke Riyadh dan saya beri kamu dua riyal, dengan syarat: kamu taruh dia di masjid, dan kamu tunjukkan di mana letak jamuan makan dan sumur masjid agar dia bisa minum dan berwudhu, dan serahkan dia kepada orang yang mau berbuat kebajikan kepadanya.”
Berikut ini penuturan kisah sang anak setelah (ia) dewasa,
Aku dipanggil ayahku -rahimahullah-. Pada waktu iu, umurku baru mendekati 13 tahun. Beliau berkata, “Anakku, di Riyadh itu ada halaqah-halaqah ilmu, ada jamuan makan yang akan memberimu makan malam setiap hari, dan lain sebagainya. Kamu akan betah disana, insya Allah. Kamu akan ayah titipkan pada orang ini. Dia akan memberitahu kamu apa saja yang kamu inginkan ….”
Tentu saja, aku menangis keras-keras dan mengatakan, “Benarkah orang sepertiku tidak memerlukan lagi keluarga? Bagaimana mungkin aku berpisah dengan ibuku, saudara-saudara , dan orang orang yang aku sayangi? Bagaimana aku akan mengurus diriku di negeri yang sama sekali asing bagiku, sedangkan di tengah keluargaku saja aku mengalami kesulitan? Aku tidak mau!”
Aku dibentak oleh ayahku. Beliau berkata kasar kepadaku. Selanjutanya, beliau memberiku pakaian-pakaian ku seraya berkata, “Tawakal kepada Allah dan pergilah …. Kalau tidak, kamu akan aku begini dan begini ….”
Suara tangisku makin keras, sementara saudara-saudara ku hanya diam saja di sekelilingku. Selanjutnya, aku dibimbing oleh si tukang unta sambil menjanjikan kepadaku hal-hal yang baik baik dan meyakinkan aku bahwa aku akan hidup enak di sana.
Aku pun berjalan sambil tetap menangis. Tukang unta itu menyuruh aku berpegangan pada ujung kayu di bagian kelakang unta. Dia berjalan di depan unta, sedangkan aku di belakangnya, sementara suara tangisku masih tetap meninggi. Aku menyesali perpisahanku dengan keluargaku.
Setelah lewat sembilan hari perjalanan, tibalah kami di tengah kota Riyadh. Tukang unta itu benar benar menaruh aku di masjid dan menunjukkan aku letak sumur dan jamuan makan. Akan tetapi aku masih tetap tidak menyukai semuanya dan masih merasa sedih. Aku menangis dari waktu ke waktu. Dalam hati, aku berkata, “Bagaimana mungkin aku hidup di suatu negeri yang aku tidak mengetahui apa pun dan tidak mengenal siapa pun? Aku berangan-angan, andaikan aku bisa melihat, pastilah aku sudah berlari entah kemana … ke padang pasir barangkali. Akan tetapi, atas rahmat Allah, ada beberapa orang yang menaruh perhatian kepadaku di masjid itu. Mereka menaruh belas kasihan kepadaku, lalu mereka membawaku kepada Syekh Abdurrahman Al-Qasim rahmahullah dan mereka katakan, “Ini orang asing, hidup sebatang kara.”
Syekh menghampiri aku, lalu menanyai siapa namaku dan nama julukanku, dan dari negeri mana. Kemudian, beliau menyuruh aku duduk di dekatnya, sementara aku menyeka air mataku. Beliau berkata, “Anakku, bagaimana ceritamu?” Kemudian, aku pun menceritakan kisahku kepada beliau.
“Kamu akan baik baik saja, insya Allah. Semoga Allah memberimu manfaat dan membuat kamu bermanfaat. Kamu adalah anak kami dan kami adalah keluargamu. Kamu akan melihat nanti hal-hal yang menggembirakanm u di sisi kami. Kamu akan kami gabungkan dengan para pelajar yang sedang menuntut ilmu dan akan kami beri tempat tinggal dan makanan. Di sana ada saudara-saudara di jalan Allah yang akan selalu memperhatikan dirimu.”
Aku menjawab, “Semoga Allah memberi Tuan balasan yang terbaik, tetapi aku tidak menghendaki semua itu. Aku ingin Tuan berbaik hati kepadaku, kembalikan aku kepada keluargaku bersama salah satu kafilah yang menuju Al-Qashim.”
Syekh berkata, “Anakku, coba dulu kamu tinggal bersama kami, barangkali kamu akan merasa nyaman. Kalau tidak, kami akan mengirim kamu kembali kepada keluargamu, insya Allah.”
Selanjutnya, Syekh memanggil seseorang lalu berkata, “Gabungkan anak ini dengan Fulan dan Fulan, dan katakan kepada mereka, perlakukan dia dengan baik.”
Orang itu membimbing dan membawaku menemui dua orang teman yang baik hati. Keduanya menyambut kedatanganku dengan baik dan aku pun duduk di sisi mereka berdua, lalu aku ceritakan kepada mereka
berdua keadaanku dan mengatakan bahwa aku tidak betah tinggal di situ karena harus berpisah dari keluargaku. Tak ada yang dilakukan kedua temanku itu selain mengatakan kepadaku perkataan yang menghiburku. Keduanya menjanjikan kepadaku yang baik-baik dan bahwa kami akan sama sama mencari ilmu, sehingga aku sedikit merasa tenteram dan senang kepada mereka. Keduanya selalu bersikap baik padaku. Semoga Allah memberi mereka dariku balasan yang terbaik. Akan tetapi, aku sendiri belum juga terlepas dari kesedihan dan keenggananku tinggal di sana. Aku masih tetap menangis dari waktu ke waktu atas perpisahanku dengan keluargaku.
Kedua temanku itu tinggal di sebuah kamar dekat masjid. Aku tinggal bersama mereka. Keseharianku selalu bersama mereka. Pagi-pagi benar, kami pergi shalat subuh, lalu duduk di masjid mengikuti pengajian Alquran sampai menjelang siang. Syekh menyuruh kami menghapal Alquran. Sesudah itu, kami kembali ke kamar, istirahat beberapa saat, makan ala kadarnya, kemudian kembali lagi ke pengajian hingga tiba waktu zuhur. Barulah setelah itu, kami istirahat, yakni tidur siang (qailulah), dan sesudah shalat Ashar kami kembali lagi mengikuti pengajian.
Demikian yang kami lakukan setiap hari hingga akhirnya mulailah aku merasa betah sedikit demi sedikit, makin membaik dari hari ke hari, bahkan akhirnya Allah melapangkan dadaku untuk menghapal Al Quran, terutama setelah Syekh–rahimahul lah–memberi dorongan dan perhatian khusus kepadaku. Aku pun melihat diriku mengalami kemajuan dan menghapal hari demi hari. Sementara itu, Syekh selalu mempertajam minat para santrinya. Pernah suatu kali, beliau berkata, “Kenapa kalian tidak meniru si Hamud itu? Lihatlah bagaimana kesungguhan dan ketekunannya, padahal ia orang buta!”
Dengan kata-kata itu, aku semakin bersemangat, karena timbul persaingan antara aku dan teman temanku dalam kebaikan. Oleh karena itu, kurang dari satu setengah bulan, Allah ta’ala telah mengaruniai aku ketenteraman dan ketenangan hati, sehingga dapatlah aku menikmati hidup baru ini.
Syahdan, setelah tujuh bulan lamanya aku tinggal di sana, aku katakan dalam diriku,“Subhana llah, betapa banyak kebaikan yang terdapat dalam hal-hal yang tidak disukai hawa nafsu, sementara diri kita melalaikannya! Kenapa aku harus sedih dan menangisi kehidupan yang serba kekurangan di tengah keluargaku, yang ada hanya kebodohan, kemiskinan, kepayahan ketidakpedulian , dan penghinaan, sedangkan aku merasa menjadi beban mereka?”
Demikianlah kehidupan yang aku jalani di Riyadh setiap harinya, sehingga kurang dari sepuluh bulan aku sudah dapat menghafal Alquran sepenuhnya, alhamdulillah. Kemudian, aku ajukan hapalanku itu kehadapan Syekh sebanyak dua kali. Selanjutnya, Syekh mengajak aku pergi menemui para guru besar, yaitu Syekh Muhammad bin Ibrahim dan Syekh Abdul Latif bin Ibrahim. Aku diperkenalkan kepada mereka. Kemudian, guruku itu berkata, “Kamu akan ikut bergabung dalam halaqah-halaqah ilmu. Adapun murajaah Alquran, dilakukan sehabis shalat subuh, kamu akan dipandu oleh Fulan. Sesudah magrib, kamu akan dipandu oleh Fulan.”
Sejak saat itu, mulailah aku menghadiri halaqah-halaqah dari para guru besar itu, yang bisa menimba ilmu dengan kesungguhan hati. Materi pelajaran yang diberikan meliputi Akidah, Tafsir, Fikih, Ushul Fikih, Hadits, Ulumul Hadits, dan Fara’idh. Seluruh materi diberikan secara teratur, masing-masing untuk materi tertentu.
Sementara itu, aku sendiri, hari demi hari semakin merasa betah, semakin senang, dan tenteram hidup di lingkungan itu. Aku benar benar merasa bahaia mendapat kesempatan mencari ilmu. Sementara itu, agaknya orang tuaku di kampung selalu bertanya kepada orang-orang yang bepergian ke Riyadh, dan tanpa sepengetahuanku beliau mendapat berita-berita tentang perkembanganku.
Demikianlah, alhamdulillah, aku berkesempatan untuk terus mencari ilmu dan menikmati taman-taman ilmu. Setelah tiga tahun, aku meminta izin kepada guru-guruku untuk menjenguk keluargaku di kampung. Kemudian, mereka menyuruh orang untuk mengurus perjalananku bersama seorang tukang unta. Dengan memuji Allah, aku pun berangkat hingga sampailah aku kepada keluargaku. Tentu saja, mereka sangat gembira dan kegirangan menyambut kedatanganku, terutama Ibuku–rahimahal lah–. Mereka menanyakan kepadaku tentang keadaanku dan aku katakan, “Aku kira, tidak ada seorang pun di muka bumi ini yang lebih bahagia selain aku ….”
Ya, kini mereka melihatku dengan senang dan santun. Demikian pula, aku melihat mereka menghargai dan menghormati aku, bahkan menyuruhku mengimami shalat mereka. Aku menceritakan kepada mereka pengalaman-peng alaman yang telah aku alami selama ini. Mereka senang mendengarnya dan memuji kepada Allah.
Setelah beberapa hari berada di lingkungan keluargaku, aku pun meminta izin untuk pergi meninggalkan mereka kembali. Mereka bersikeras memintaku untuk tetap tinggal, tapi aku segera mencium kepada ayah-bundaku. Aku meminta pengertian dan izin kepada keduanya, dan alhamdulillah mereka mengizinkan. Akhirnya aku kembali ke Riyadh meneruskan pelajaranku. Aku makin bersemangat mencari ilmu.
Adapun dari teman-temannya yang seangkatan, ada di antaranya yang menceritakan, “Dia sangat rajin dan bersemangat dalam mencari ilmu, sehingga dikagumi guru-gurunya dan teman-teman seangkatannya. Sangat banyak ilmu yang dia peroleh. Adapun hal yang sangat ia sukai adalah apabila ada seseorang yang duduk bersamanya dengan membacakan kepadanya sebuah kitab yang belum pernah ia dengar, atau ada orang yang berdiskusi dengannya mengenai berbagai masalah ilmu. Dia memiliki daya hapal yang sangat mengagumkan dan daya tangkap yang luar biasa.
Tatkala umunya mencapai 18 tahun, dia diperintahkan oleh guru didiknya dihadapan santri santri kecil dan agar menyuruh mereka menghapalkan beberapa matan kitab.
Ketika Fakultas Syariah Riyadh dibuka, beberapa orang gurunya menyarankan dia mengikuti kuliah. Dia mengikutinya, dan dengan demikian dia, termasuk angakatan pertama yang dihasilkan oleh fakultas tersebut pada tahun 1377 H. Kemudian, dia ditunjuk menjadi tenaga pengajar di Fakultas Syariah di kota itu.
Pada akhir hayatnya, dia pindah mengajar di fakultas yang sama di Al-Qashim, dan lewat tangannya muncullah sekian banyak mahasiswa yang kelak menjadi hakim, orator, guru, direktur, dan sebagainya.
Pada tiap musim haji, dia tergabung dalam rombongan pada mufti dan da’i, di samping kesibukannya sebagai pebisnis tanah dan rumah, sehingga dia bisa memberi nafkah kepada keluarganya dan saudara saudaranya, dan dapat pula membantu kerabat-kerabat nya yang lain.
Adapun saudara saudaranya yang dulu sering mengejeknya semasa kecil, kini mereka mendapatkan kebaikan yang melimpah darinya, karena sebagian mereka, ada yang kebetulan tidak pandai mencari uang.
Betapa banyak karunia dan nikmat yang terkandung pada hal-hal yang tidak disukai dari diri kita. Akan tetapi, firman Allah yang Maha Agung tentu lebih tepat,
“Boleh jadi, kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah yang paling mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah:216)
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Kisah Si kembar (Rolando & Ronaldo)
Ɣªήg terlahir dari keluarga Ɣªήg berantakan, dimana ibunya seorang penjudi & ayahnya seorang pemabuk & penjudi.
Ibu mereka terlebih dahulu meninggal pada saat si kembar tersebut masih bayi.
Ayah mereka menemani mereka sampai mereka sekolah, & meninggal juga.
Karna tidak punya keluarga Ɣªήg bersedia menampung, mereka tinggal di panti asuhan Ɣªήg berbeda.
Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico.
40 tahun kemudian setelah kejadian tersebut, seorang pemimpin redaksi ingin mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada & mengutus team wartawan mereka untuk melakukan liputan khusus...
Mereka menemukan Rolando sedang berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi.
Mereka pun mewawancarai si Rolando, mengapa dia sampai begini?
Katanya sambil berteriak...
"Aku begini karena AYAHKU...
Apa Ɣªήg bisa anda harapkan dari anak seorang pemabuk...?
Inilah aku, seorang pemabuk juga...! Buah Ɣªήg jatuh tidak akan Jauh dari pohonnya..."
Sementara wartawan Ɣªήg lain menemukan Ronaldo, di kota Mexico City sebagai seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional Ɣªήg memiliki keluarga bahagia & harta Ɣªήg berlimpah
Mereka mewawancarai si Ronaldo, apa Ɣªήg menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini, jawabnya ;
"Ayahku dulu seorang pemabuk & penjudi. Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi orang hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi..."
MINDSET dalam pikiran itulah Ɣªήg menentukan kemana arah kehidupan Ɣªήg akan kita jalani.
Apakah kita melihat dari sisi NEGATIF atau ambil dari sisi POSITIFnya,
Pilihannya ada di tangan kita masing-masing.
Tanamkan dalam pikiran kita : "Buah bisa saja jatuh JAUH dari pohonnya", tergantung dari mindset dan keputusan kita!!
Ibu mereka terlebih dahulu meninggal pada saat si kembar tersebut masih bayi.
Ayah mereka menemani mereka sampai mereka sekolah, & meninggal juga.
Karna tidak punya keluarga Ɣªήg bersedia menampung, mereka tinggal di panti asuhan Ɣªήg berbeda.
Berita mengenai nasib malang kedua bocah kembar tersebut menghiasi koran berita lokal tempat lahir mereka di negara Mexico.
40 tahun kemudian setelah kejadian tersebut, seorang pemimpin redaksi ingin mengetahui di mana kedua bocah tersebut berada & mengutus team wartawan mereka untuk melakukan liputan khusus...
Mereka menemukan Rolando sedang berada di sebuah bar di daerah Guadelajara dalam kondisi mabuk berat dan nampaknya sudah berhari-hari tidak mandi.
Mereka pun mewawancarai si Rolando, mengapa dia sampai begini?
Katanya sambil berteriak...
"Aku begini karena AYAHKU...
Apa Ɣªήg bisa anda harapkan dari anak seorang pemabuk...?
Inilah aku, seorang pemabuk juga...! Buah Ɣªήg jatuh tidak akan Jauh dari pohonnya..."
Sementara wartawan Ɣªήg lain menemukan Ronaldo, di kota Mexico City sebagai seorang Direktur sebuah Perusahaan Internasional Ɣªήg memiliki keluarga bahagia & harta Ɣªήg berlimpah
Mereka mewawancarai si Ronaldo, apa Ɣªήg menjadi motivasinya sehingga dia bisa menjadi sehebat ini, jawabnya ;
"Ayahku dulu seorang pemabuk & penjudi. Aku akan membuktikan kalo aku bisa menjadi orang hebat, walau lahir dari keluarga pemabuk & penjudi..."
MINDSET dalam pikiran itulah Ɣªήg menentukan kemana arah kehidupan Ɣªήg akan kita jalani.
Apakah kita melihat dari sisi NEGATIF atau ambil dari sisi POSITIFnya,
Pilihannya ada di tangan kita masing-masing.
Tanamkan dalam pikiran kita : "Buah bisa saja jatuh JAUH dari pohonnya", tergantung dari mindset dan keputusan kita!!
Berdoalah
Ya Allah..
Berikanlah kekuatan serta kesabaran kepada kami agar kami terhindar dari segala godaan hubungan cinta yang tidak Engkau ridhai.
Ya Allah..
Jauhkanlah kami dari ajakan fitnah cinta yang Engkau larang. Jagalah hati kami agar senantiasa tetap berpegang teguh pada Agama_Mu.
Ya Allah..
Berilah ketabahan kepada kami dalam sebuah penantian untuk bertemu dengan pasangan kami. Tuntunlah kami pada jalan cinta yang Engkau halalkan.
Ya Allah..
Dekatkanlah jodoh kami. Pertemukanlah kami dengan pasangan yang sebaik-baiknya menurut rencana_Mu. Sandingkanlah kami dengan pasangan yang akan semakin membawa kami untuk lebih mencintai_Mu.
Ya Allah..
Hanya kepada Engkau kami meminta. Dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.
Berikanlah kekuatan serta kesabaran kepada kami agar kami terhindar dari segala godaan hubungan cinta yang tidak Engkau ridhai.
Ya Allah..
Jauhkanlah kami dari ajakan fitnah cinta yang Engkau larang. Jagalah hati kami agar senantiasa tetap berpegang teguh pada Agama_Mu.
Ya Allah..
Berilah ketabahan kepada kami dalam sebuah penantian untuk bertemu dengan pasangan kami. Tuntunlah kami pada jalan cinta yang Engkau halalkan.
Ya Allah..
Dekatkanlah jodoh kami. Pertemukanlah kami dengan pasangan yang sebaik-baiknya menurut rencana_Mu. Sandingkanlah kami dengan pasangan yang akan semakin membawa kami untuk lebih mencintai_Mu.
Ya Allah..
Hanya kepada Engkau kami meminta. Dan hanya kepada Engkau kami memohon pertolongan.
Aamiin Ya Rabbal 'Alamin.
Hakekat, syareat, ikhlas
Hakekat warganegara adalah orang yang cinta dan taat kepada aturan negara.
Hakekat Muslim adalah orang yang cinta dan taat kepada aturan Allah.
Bedanya, cinta kepada negara cukup hanya memiliki satu komponen yaitu komponen zahir; sedangkan cinta kepada Allah harus memiliki dua komponen, yaitu komponen zahir dan komponen batin. Seorang warganegara yang memenuhi kewajiban membayar pajak kepada negara,terlepas dari ikhlas atau tidak ikhlas dalam mengeluarkannya, berarti ia seorang warganegara yang patuh. Seorang Muslim yang mendirikan solat dinilai sebagai Muslim yang taat pada perintah Allah. Hanya saja berbeda dengan negara, yang tidak tahu apakah kita tulus atau tidak dalam melakukannya, Allah mengetahui benar kadar keikhlasan kita. Padahal ikhlas adalah komponen yang sangat penting yang tidak terelakkan dalam melaksanakan syareat agama. Ikhlas akan menjadi tolokukur dari besar kecilnya balasan pahala dari Allah. [1] SYAREAT DAN IKHLAS, DUA HAL YANG TAK TERPISAHKAN Taat membayar pajak kepada negara hanya memiliki satu aspek. Taat kepada Allah harus mengandung dua aspek yaitu yang zahir (contohnya melaksanakan ritus ibadat) dan yang batin (yaitu keikhlasan). Jadi, kalau hakekat sama dengan taat dan cinta; melaksanakan syareat adalah pembuktianketaatan dalam bentuk aspek zahir, menyertainya dengan keikhlasan adalah pembuktian kecintaan dalam aspek batin. Pelaksanaan syareat seperti ritus ibadat yang zahir tanpa keikhlasan yang batin hanya akan melapangkan jalan pada kemunafikan. Sementara, penghayatan batin tanpa pelaksanaan syareat zahir --seperti ritus ibadat yang benar-- akan menjerumuskan kita pada klenik yang menyesatkan. Jelas, pelaksanaan syareat dan menyertainya dengan sikap ikhlas merupakan suatu hal, yang tak bisa tidak, mesti dijalani secara bersamaan. Sebab, jika tidak, perbuatan baik yang dilakukan seseorang hanya sekedar kedok untuk menutupi sifat buruknya. Itu sebabnya, ada Muslim yang solat Subuh dengan khusyu, tapi di siang harinya dengan ringan ia menyontek ujian, menerima suap, atau memfitnah orang lain. Satu hal yang mustahil dikerjakan oleh Muslim yang melaksanakan ibadahnya disertai keikhlasan. Sebaliknya, pendalaman penghayatan batin --walau dengan maksud mendekatkan diri kepada Allah-- jika tanpa disertai kepatuhan melaksanakan syareat yang diperintahkanNya, hanya akan mengarahkan orang tersebut pada perbuatan mistis yang menyesatkan, yang melahirkan kiai dukun alias kiai paranormal atau malah wali palsu dan nabi palsu. IKHLAS, TAK PERLU MENUNTUT HAK Biasakan menuntut diri kita sendiri untuk melakukan kewajiban; tak perlu menuntut hak kita kepada majikan. Sebab, jika kita menunaikan kewajiban, majikan yang bijak akan memberikan apapun yang menjadi hak kita tanpa perlu kita menuntutnya. Malah, bisa jadi, majikan kita akan memberi tambahan bonus yang di luar perkiraan kita. Begitu pun sebagai Muslim, kita tak perlu menuntut apapun kepada Allah; sebab Allah itu jauh lebih bijak ketimbang seorang majikan. Realitanya, kita melaksanakan peribadatan dikarenakan kita yakin dan takut kepada Allah. Artinya, kita beribadat karena kita yakin Allah itu ada, sebab kalau tidak yakin kita tak perlu beribadat. Begitu pun kalau kita tidak takut tentunya kita tidak akan beribadat. Karenanya, sebagai Muslim awam biasa, cukuplah kita mengatakan bahwa kita mendirikan salat fardhu dan saum di bulan ramadhan semata-mata karena kewajiban; bukan untuk menuntut. Patut dicamkan, walau salat dan saum merupakan sarana untuk mendapatkan pertolongan Allah, tapi kita jangan menjadikannya sebagai alat menuntut Allah harus mengabulkan keinginan kita. Sebab apapun yang kemudian terjadi, itulah yang terbaik yang dikehendaki Allah buat kita. Bagi kita, Muslim awam, cukuplah kita melaksanakan perintah Allah itu sebagai bukti bahwa kita adalah pengikut Allah; bukan pengikut setan. Tidak perlu sombong mengaku cinta kepada Allah bila perilaku kita masih ada yang bertentangan dengan tuntunanNya. TIGA HAL YANG MEMBUAT BERIBADAT JADI RINGAN Pertama, menyadari hakekat dari melaksanakan ritus ibadat adalah semata-mata kewajiban Muslim yang cinta kepada Allah. Sehingga merasa ringan saat mendirikannya; sebab, terlepas dari kekurangsempurnaan dalam pelaksanaannya, meyakini Allah pasti menerima cinta kita itu. Kedua, mengetahui dan meyakini kebenaran dari syareat yang kita kerjakan, dengan patokan yang memang ada dalilnya. Sehingga terhindar dari sesuatu yang diada-adakan manusia, terhindar dari yang sia-sia. Tidak membuang-buang waktu untuk perkara yang dikira ritus ibadatpadahal tidak ada perintah agama untuk hal itu. Sehingga ritus ibadat yang dikerjakan tidak bertumpuk tapi mubazir. Ketiga, mengerjakan apa yang kita lakukan dengan ikhlas. Artinya, kepatuhan kita itu benar-benar karena Allah. Seorang Muslim yang ihsan --yang meyakini Allah senantiasa melihat dan mengawasinya-- yang sudah menerapkan hakekat, syareat, dan ikhlas dengan benar, tak membutuhkan penilaian orang lain. Tidak memerlukan topeng dan kostum. Tidak memerlukan atribut apapun. Yang jelas, Muslim yang ikhlas adalah Muslim yang gembira ketika ia melakukan apapun semata-mata mengharap ridha Allah; dan bukan karena ingin pujian dari manusia. Yang pasti, Muslim yang ikhlas akan dimuliakan Allah. Orang yang ingin dimuliakan manusia, ia akan menenggelamkan dirinya sendiri. |
Senin, 17 Oktober 2016
Makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?”
Dari Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan suatu ketika selepas shalat shubuh, seperti biasa Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam duduk menghadap para sahabat.
Kemudian beliau bertanya, “Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?” Para sahabat menjawab “Malikat, ya Rasulallah”
Rasulallah berkata “Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?” Kemudian sahabat menjawab lagi “Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah”
Kemudian Rasulallah berkata lagi “Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” Untuk ketiga kalinya sahabat menjawab “Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rasulallah”
Kemudian Rasulallah pun berkata lagi “Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerasulanku”
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam terdiam sejenak.
Kemudian dengan lembut beliau bersabda : “Yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudah kalian semua.
Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku.
Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku.
Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku.
Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu.
Mereka membela aku seperti kalian membelaku.
Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu”
Masyaa Allah, semoga yg disebut Rasulallah sebagai saudara adalah kita semua.
Semoga hati ini selalu beriman dan membenarkan apa yang dibawa Rasulallah.
Semoga langkah ini selalu mengikuti jejak dan langkah Rasulallah.
Dan semoga raga ini selalu membela apa yang selama ini Rasulallah bela semasa hidupnya. .
Kemudian beliau bertanya, “Wahai manusia siapakah makhluk Tuhan yang imannya paling menakjubkan?” Para sahabat menjawab “Malikat, ya Rasulallah”
Rasulallah berkata “Bagaimana malaikat tidak beriman, sedangkan mereka pelaksana perintah Tuhan?” Kemudian sahabat menjawab lagi “Kalau begitu, para Nabi ya Rasulullah”
Kemudian Rasulallah berkata lagi “Bagaimana nabi tidak beriman, sedangkan wahyu dari langit turun kepada mereka?” Untuk ketiga kalinya sahabat menjawab “Kalau begitu para sahabat-sahabatmu, ya Rasulallah”
Kemudian Rasulallah pun berkata lagi “Bagaimana sahabat-sahabatku tidak beriman, sedang mereka menyaksikan apa yang mereka saksikan. Mereka bertemu langsung denganku, melihatku, mendengar kata-kataku, dan juga menyaksikan dengan mata kepala sendiri tanda-tanda kerasulanku”
Lalu Nabi Shallallahu alaihi wasallam terdiam sejenak.
Kemudian dengan lembut beliau bersabda : “Yang paling menakjubkan imannya adalah kaum yang datang sesudah kalian semua.
Mereka beriman kepadaku, tanpa pernah melihatku.
Mereka membenarkanku tanpa pernah menyaksikanku.
Mereka menemukan tulisan dan beriman kepadaku.
Mereka mengamalkan apa-apa yang ada dalam tulisan itu.
Mereka membela aku seperti kalian membelaku.
Alangkah inginnya aku berjumpa dengan saudara-saudaraku itu”
Masyaa Allah, semoga yg disebut Rasulallah sebagai saudara adalah kita semua.
Semoga hati ini selalu beriman dan membenarkan apa yang dibawa Rasulallah.
Semoga langkah ini selalu mengikuti jejak dan langkah Rasulallah.
Dan semoga raga ini selalu membela apa yang selama ini Rasulallah bela semasa hidupnya. .
Sabtu, 15 Oktober 2016
Every Woman is Wonderful
👸Karena isteri, rezekimu bertambah.
👸Karena isteri, maka lahirlah Benihmu.
👸Karena isteri, maka, pakaian mu terjaga.
👸Karena isteri, tenang hati mu.
👸Karena isteri, lembut pandangan mata mu.
👸Karena isteri adalah satu2nya manusia yang boleh melihat cacat cela mu yang tersembunyi dari pandangan mata mu dan masih menerimamu seadanya.
👸Janganlah sakiti hati mereka, ingatlah setiap pengorbanan mereka,
👸Walaupun kecil di mata mu, tapi besar bagi dirinya.
👸Setiap peluh yang menitik, krn bekerja untuk keluarganya,
👸Setiap airmata yang menetes untuk anak-anak dan suaminya adalah salah satu tanda,
👸Dia isteri yang terbaik buat anda wahai yang bergelar suami.
👸Renungan sepintas lalu. Mengapa WANITA sering menangis?
👸Jawab Allah :
Karena WANITA itu unik.
👸Aku ciptakan ia sebagai makhluk istimewa.
👸KU kuatkan bahunya utk menjaga anak2nya,
👸KU lembutkan hatinya utk memberi rasa aman,
👸KU kuatkan rahimnya utk menyimpan benih manusia,
👸KU teguhkan peribadinya utk terus berjuang saat yg lain
menyerah,
👸KU beri dia naluri utk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh pasangannya.
👸Walau disakiti oleh orang yg disayangi.
WANITA makhluk kuat.
👸Tapi jika suatu saat dia menangis, itu karena KU beri air mata utk membasuh luka batin & memberi kekuatan baru.
🍁WANITA sangatlah istimewa......
Kirimkan kpd WANITA yg kamu sayangi......
🌴Kirimkan juga kpd lelaki agar mereka menghargai WANITA dan agar tau bahwa WANITA.....ciptaan yg istimewa........
➡Wajah IBU paling→ cantik
➡Masakan IBU paling→ sedap
➡Kata IBU paling→ beharga.
➡Doa IBU paling→makbul
➡ Restu IBU paling di berkati:
🌺IBU SANGAT SEMPURNA DI MATA KITA ☺😔😭
✅Sebarkan👆ilmu yng kamu baca ini..
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
Ya Tuhanku...
Jadikanlah....
💋Wanita yg membaca ini
💋wanita pilihanMu
💋wanita yg cantik, kuat & sabar...
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
💋Sayangilah dia serta kasihanilah dia.
💋Tolong bantu tingkat kan kehidupannya, mudahkan rezekinya, sehatkan badannya.
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
💋Jika dia melangkah mudahkan langkahnya & selamat kan dia.
🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
💋Kirim ke 9 wanita yg kamu sayang.
💋Dalam waktu 9 menit kehidupan mu akan bahagia karena 9 wanita itu juga mendoakanmu.........🌹🌹🌹
👸Karena isteri, maka lahirlah Benihmu.
👸Karena isteri, maka, pakaian mu terjaga.
👸Karena isteri, tenang hati mu.
👸Karena isteri, lembut pandangan mata mu.
👸Karena isteri adalah satu2nya manusia yang boleh melihat cacat cela mu yang tersembunyi dari pandangan mata mu dan masih menerimamu seadanya.
👸Janganlah sakiti hati mereka, ingatlah setiap pengorbanan mereka,
👸Walaupun kecil di mata mu, tapi besar bagi dirinya.
👸Setiap peluh yang menitik, krn bekerja untuk keluarganya,
👸Setiap airmata yang menetes untuk anak-anak dan suaminya adalah salah satu tanda,
👸Dia isteri yang terbaik buat anda wahai yang bergelar suami.
👸Renungan sepintas lalu. Mengapa WANITA sering menangis?
👸Jawab Allah :
Karena WANITA itu unik.
👸Aku ciptakan ia sebagai makhluk istimewa.
👸KU kuatkan bahunya utk menjaga anak2nya,
👸KU lembutkan hatinya utk memberi rasa aman,
👸KU kuatkan rahimnya utk menyimpan benih manusia,
👸KU teguhkan peribadinya utk terus berjuang saat yg lain
menyerah,
👸KU beri dia naluri utk tetap menyayangi, walau dikhianati oleh pasangannya.
👸Walau disakiti oleh orang yg disayangi.
WANITA makhluk kuat.
👸Tapi jika suatu saat dia menangis, itu karena KU beri air mata utk membasuh luka batin & memberi kekuatan baru.
🍁WANITA sangatlah istimewa......
Kirimkan kpd WANITA yg kamu sayangi......
🌴Kirimkan juga kpd lelaki agar mereka menghargai WANITA dan agar tau bahwa WANITA.....ciptaan yg istimewa........
➡Wajah IBU paling→ cantik
➡Masakan IBU paling→ sedap
➡Kata IBU paling→ beharga.
➡Doa IBU paling→makbul
➡ Restu IBU paling di berkati:
🌺IBU SANGAT SEMPURNA DI MATA KITA ☺😔😭
✅Sebarkan👆ilmu yng kamu baca ini..
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
Ya Tuhanku...
Jadikanlah....
💋Wanita yg membaca ini
💋wanita pilihanMu
💋wanita yg cantik, kuat & sabar...
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
💋Sayangilah dia serta kasihanilah dia.
💋Tolong bantu tingkat kan kehidupannya, mudahkan rezekinya, sehatkan badannya.
🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃
💋Jika dia melangkah mudahkan langkahnya & selamat kan dia.
🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂🍃🍂
💋Kirim ke 9 wanita yg kamu sayang.
💋Dalam waktu 9 menit kehidupan mu akan bahagia karena 9 wanita itu juga mendoakanmu.........🌹🌹🌹
Kamis, 13 Oktober 2016
Amal jariyah
Assalamualaikum wr wb...... 🍄
🍚🍗🍤🍖 Siapkan nasi bungkus dari rumah. Berikan ke orang yang kira2 membutuhkan seperti pedagang kecil, pengemis, orang gila, pengamen, anak terlantar dll. Nggak usah banyak2 juga gpp, misal 1 bungkus setiap harinya.
🚿🛁🛀 Laundry/cucikan Mukena secara berkala musholla yg ada di sekitar lingkungan kita.
👘👰👘 Berkala beli Mukena baru, misal 3 bln sekali. Malu dong sama Allah pake itu-itu melulu, yang lama disedekahkan.
🎁🎁🎁 Bawa Mukena ketika akan berpergian. Tinggalkan di masjid/ musholla yg kita singgahi.
👚👕👔 Beli kamper/pengharum baju. Taruh di kumpulan mukena di masjid/musholla yg kita singgahi
🎁🎁🎁 Bungkus perlengkapan shalat (Mukena, sarung, sajadah, kopiah, Al Qur'an jadikan parcel ketika lebaran. Berikan ke satpam komplek atau tukang kebersihan komplek atau office boy dikantor.
InsyaAllah pahalanya mengalir.
👟👞👡 Beli beberapa pasang sandal cepit, taruh di kantor, musholla atau masjid untuk digunakan ketika berwudhu.
🚿🛁🚿 Beli perlengkapan untuk membersihkan toilet, juga pengharum ruangan, dan berikan secara berkala ke masjid2.
👳👦👳 Bagi yang shalat Jum'at, datang 15 menit lebih awal. Bantu bersih2 dan beres2.
🍶🍼🍶 Kumpulkan botol minuman plastik/botol bekas shampoo dll, setelah banyak berikan ke pemulung.
🍸🍹🍷 Kalau beli minum dalam kemasan, kalau ada sisa bawa pulang. Airnya bisa disedekahkan untuk tanaman (sedekah alam), dan wadahnya dikumpulkan, kl sdh banyak dikasihkan pemulung..
🐦🐧🐦🐧 Beli beberapa burung yang murah saja lepaskan ke alam bebas.
🐯🐯🐯 Beli makanan empus siap saji flm toples, taruh di tas. Ketika di jalan ketemu kucing liar, berikan.
🍶🍼🍶 Beli barang diskonan di supermarket agak banyak. Misal detergent, minyak goreng, sabun, buku tulis, pulpen kemudian bungkus cantik hadiahkan ke panti asuhan atau rumah singgah.
🙅🙅🙅 Jangan nawar ke pedagang kecil, kalo bisa justru kasih lebih.
📎📰🔧Beli tissue atau keperluan yg sederhana di pedagang kecil yg kita jumpai, misal tissue 2000 rupiah, ikat rambut atau peniti sudah cukup bikin mereka senang.
🍟🍤🍛🍧 Ketika makan di kaki lima ada pengemis atau anak terlantar, beliin mereka seporsi seperti yg kita makan..
🍰🎂🍫🍞 Siapa yg suka jualan makanan kecil di kantor? Gratisin buat yg buka puasa. Kebayang jugakan gorengan 2000 bisa bikin kita masuk surga. InsyaAllah..
🍰🎂🍫🍞 Ada pembangunan masjid? Bisa bikin gorengan? Berikan beberapa ke pekerja.
🙋🙋🙋 Selalu siap jika dimintai tolong tenaga, jika sedekah materi belum bisa kita lakukan.
🚕🚋🚍💴 Bayarlah lebih ketika naik angkot yang supirnya kakek2 atau bapak tua.
💴💰💷 Kasih tips lebih buat ibu/abang ojek online kalo kira2 jaraknya jauh dan juga kondisi mereka yg kira2 memprihatinkan (tua misalnya).
💴🚍🚖 Ketika di bis/ angkot. Bayarin nenek-kakek yg keliatan kurang mampu atau suami istri yg buta.
🍷🍹🍸 Pas bulan Ramadan. Diperkirakan buka puasa diperjalanan. Angkot, bis, kereta, busway etc. Siapkan beberapa air mineral (gelas) pas adzan bagi2.
Kebayang beli 5000 aja udah dapat 10, Kita dapat 10 pahala beri minuman orang berbuka. InsyaAllah.
✈🚗🚙🚀 Tawarkan temen kita yang searah, Jika kita bawa kendaraan.
🏰🏩🏰 Pada saat di perjalanan bersama keluarga mampir di toilet masjid, biasakan anak laki2 diberi tugas bersihin toilet dan tempat wudhu.
🚲🐥🐸🚀 Rutin mensortir mainan anak2 kita. Buy 1 give 1. Ketika beli mainan baru harus ada 1 mainan yang disedekahkan ke temannya atau panti asuhan.
🚲🐥🐸🚀 Di saat anak ultah, bikin goodie bags. Kasih ke Panti Asuhan bareng anak utk melatih sikap empati kepada sesama.
📝📄📃 Share status ini semoga jadi salah satu timbangan amal jariyah kita nanti. Aamiin YRA..
Semoga menginspirasi 💪😉😇
Mulai dari hal yg terlihat sepele, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang..
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang2 yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap2 bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[QS. AL BAQARAH 2:261]
Buat yang sudah nge-share saya ucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza.
Kebayang satu orang di antara kita menjalankan ini setiap harinya berapa banyak masalah sosial bisa teratasi. Insya Allah.. Selamat siang jumat Barokah........🙏
🍚🍗🍤🍖 Siapkan nasi bungkus dari rumah. Berikan ke orang yang kira2 membutuhkan seperti pedagang kecil, pengemis, orang gila, pengamen, anak terlantar dll. Nggak usah banyak2 juga gpp, misal 1 bungkus setiap harinya.
🚿🛁🛀 Laundry/cucikan Mukena secara berkala musholla yg ada di sekitar lingkungan kita.
👘👰👘 Berkala beli Mukena baru, misal 3 bln sekali. Malu dong sama Allah pake itu-itu melulu, yang lama disedekahkan.
🎁🎁🎁 Bawa Mukena ketika akan berpergian. Tinggalkan di masjid/ musholla yg kita singgahi.
👚👕👔 Beli kamper/pengharum baju. Taruh di kumpulan mukena di masjid/musholla yg kita singgahi
🎁🎁🎁 Bungkus perlengkapan shalat (Mukena, sarung, sajadah, kopiah, Al Qur'an jadikan parcel ketika lebaran. Berikan ke satpam komplek atau tukang kebersihan komplek atau office boy dikantor.
InsyaAllah pahalanya mengalir.
👟👞👡 Beli beberapa pasang sandal cepit, taruh di kantor, musholla atau masjid untuk digunakan ketika berwudhu.
🚿🛁🚿 Beli perlengkapan untuk membersihkan toilet, juga pengharum ruangan, dan berikan secara berkala ke masjid2.
👳👦👳 Bagi yang shalat Jum'at, datang 15 menit lebih awal. Bantu bersih2 dan beres2.
🍶🍼🍶 Kumpulkan botol minuman plastik/botol bekas shampoo dll, setelah banyak berikan ke pemulung.
🍸🍹🍷 Kalau beli minum dalam kemasan, kalau ada sisa bawa pulang. Airnya bisa disedekahkan untuk tanaman (sedekah alam), dan wadahnya dikumpulkan, kl sdh banyak dikasihkan pemulung..
🐦🐧🐦🐧 Beli beberapa burung yang murah saja lepaskan ke alam bebas.
🐯🐯🐯 Beli makanan empus siap saji flm toples, taruh di tas. Ketika di jalan ketemu kucing liar, berikan.
🍶🍼🍶 Beli barang diskonan di supermarket agak banyak. Misal detergent, minyak goreng, sabun, buku tulis, pulpen kemudian bungkus cantik hadiahkan ke panti asuhan atau rumah singgah.
🙅🙅🙅 Jangan nawar ke pedagang kecil, kalo bisa justru kasih lebih.
📎📰🔧Beli tissue atau keperluan yg sederhana di pedagang kecil yg kita jumpai, misal tissue 2000 rupiah, ikat rambut atau peniti sudah cukup bikin mereka senang.
🍟🍤🍛🍧 Ketika makan di kaki lima ada pengemis atau anak terlantar, beliin mereka seporsi seperti yg kita makan..
🍰🎂🍫🍞 Siapa yg suka jualan makanan kecil di kantor? Gratisin buat yg buka puasa. Kebayang jugakan gorengan 2000 bisa bikin kita masuk surga. InsyaAllah..
🍰🎂🍫🍞 Ada pembangunan masjid? Bisa bikin gorengan? Berikan beberapa ke pekerja.
🙋🙋🙋 Selalu siap jika dimintai tolong tenaga, jika sedekah materi belum bisa kita lakukan.
🚕🚋🚍💴 Bayarlah lebih ketika naik angkot yang supirnya kakek2 atau bapak tua.
💴💰💷 Kasih tips lebih buat ibu/abang ojek online kalo kira2 jaraknya jauh dan juga kondisi mereka yg kira2 memprihatinkan (tua misalnya).
💴🚍🚖 Ketika di bis/ angkot. Bayarin nenek-kakek yg keliatan kurang mampu atau suami istri yg buta.
🍷🍹🍸 Pas bulan Ramadan. Diperkirakan buka puasa diperjalanan. Angkot, bis, kereta, busway etc. Siapkan beberapa air mineral (gelas) pas adzan bagi2.
Kebayang beli 5000 aja udah dapat 10, Kita dapat 10 pahala beri minuman orang berbuka. InsyaAllah.
✈🚗🚙🚀 Tawarkan temen kita yang searah, Jika kita bawa kendaraan.
🏰🏩🏰 Pada saat di perjalanan bersama keluarga mampir di toilet masjid, biasakan anak laki2 diberi tugas bersihin toilet dan tempat wudhu.
🚲🐥🐸🚀 Rutin mensortir mainan anak2 kita. Buy 1 give 1. Ketika beli mainan baru harus ada 1 mainan yang disedekahkan ke temannya atau panti asuhan.
🚲🐥🐸🚀 Di saat anak ultah, bikin goodie bags. Kasih ke Panti Asuhan bareng anak utk melatih sikap empati kepada sesama.
📝📄📃 Share status ini semoga jadi salah satu timbangan amal jariyah kita nanti. Aamiin YRA..
Semoga menginspirasi 💪😉😇
Mulai dari hal yg terlihat sepele, mulai dari diri sendiri, mulai dari sekarang..
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang2 yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap2 bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
[QS. AL BAQARAH 2:261]
Buat yang sudah nge-share saya ucapkan Jazakumullah Khairan Katsiran Wa Jazakumullah Ahsanal Jaza.
Kebayang satu orang di antara kita menjalankan ini setiap harinya berapa banyak masalah sosial bisa teratasi. Insya Allah.. Selamat siang jumat Barokah........🙏
Langganan:
Postingan (Atom)
Kekurangan pasangan kita
Sepasang suami istri sedang makan malam, sang istri membuka pembicaraan. Istri : “Suamiku sayang, bolehkah aku usul ???” Suami : “Boleh is...
-
*Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh* *Bismillahirrahmaanirrahim* 🟨🟩IADAH ITU DITERIMA JIKA TAHU ILMUNYA* *I. SYARAT WAJIB PUASA, ...
-
*FAKTA:* *MEDIA TIDAK AKAN PERNAH MEMBERITAHUKANMU AKAN HAL-HAL INI! PERCAYALAH...!* *Disadur dan diterjemahkan dari status Rajamony Kunj...