Translate

Kamis, 10 November 2016

Singa pun Mendengarkan al-Quran dengan Khusyu...

Ahmad bin Thulun adalah salah seorang pemimpin Mesir Zaman dahulu dan juga merupakan seorang Ulama yang memiliki kedudukan yang mulia. Nama lengkapnya adalah Abu Al-Hasan bin Ahmad bin Banan. Beliau rahimahullah pernah mendekam di penjara.
Penyebab dia dijebloskan ke penjara adalah karena dia dahulupernah menemui salah seorang pejabat, lalu beliau me
ndakwahinya. Pejabat tersebut pun marah kepada beliau seperti orang yang pura - pura tidak mengetahui sabda Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam :
"Ada dua orang yang apabila dua orang ini baik, maka menjadi baiklah umat dan apabilaburuk, maka akan menjadi buruklah umat tersebut yakni para ulama dan umara."
Pejabat itu marah dan hilanglah kesabaran nya lalu dia memerintahkan kepada para tentaranya :
"Seretlah orang ini dan sodorkanlah dia kepada singa yang lapar. Kemudian kuncilah dia bersama singa tersebut dan biarkanlah dia hingga tubuhnya habis dimakan singa."
Ulama tersebut yakni Ahmad Thulun dimasukkan ke dalam penjara dengan Singa yang sedang kelaparan. Keesokan harinya, para penjaga penjara menemukan ulama tersebut sedang duduk dengan tenang dan nyaman sambil berdzikir mengingat Allah Ta'ala dan membaca ayat - ayat Al-Quran yang penuh berkah.
Mereka mendapati singa yang kemarin kelaparan tersebut sedang menundukkan kepalanya dengan tenang dan penuh kekhusyukan, menyimak ayat - ayat al-Quran (yang dibacakan).
Bagaimana bisa demikian? Ketahuilah karena sesungguhnya al-Quran itu adalah firman Allah Subhanahu wa ta'ala : Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) Al Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemimpin pun." [al-Quran surat az-Zumar ayat 23]
Kemudian bagaimana tidak? Yang telah menurunkan al-Quran itu adalah Allah Ta'ala yang telah berfirman :
"Kalau sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. Dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir." [al-Quran surat al-Hasyr ayat 21]
['Ajaib al-Qishash hal 82. Lihat, Agar Anak Mudah Menghafal al-Quran hal 156-158. Hamdan Hamud Al-Hajiri]
Subhanallah... Jika Singa yang buas yang sedang kelaparan saja khusyu' mendengarkan al-Quran, lalu bagaimana dengan kita? Kita bisa membaca al-Quran, Alhamdulillah. Tapi sudah kah kita khusyu' dan mengambil pelajaran dari al-Quran?
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
"Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?" [al-Qamar ayat 17, 22, 32, 40]
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ...

JANGAN MENANGIS DINDA ...

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Sampai sekarang aku tak mengerti, mengapa wanita begitu mudahnya menitikkan air mata. Lihat sinetron sedih, mewek. Dengar curhat sahabat, mewek. Ada yang lagi bahagia, mewek juga. Aahh… aku sama sekali tak paham Saat sedih dan bahagia tetap aja mewek.
Seperti saat ini, sepulang kerja dengan kondisi yang capek sekali, mendapati istriku sesenggukan di tempat tidur. Sudah kutanya kenapa, masih saja dia menangis dan tak kunjung berhenti. Apa hanya gara gara aku tak merespon ceritanya tentang tetangga sebelah yang sedang bahagia karena punya anggota baru dalam keluarga? Ah… sepertinya bukan itu. Istriku tahu kalau aku kecapekan sehingga aku hanya diam saja. Masa hanya gara gara itu sih dia menangis?
Ah… masa bodoh! Aku capek. Aku kerja cari uang juga untuk dia. Saatnya sekarang aku harus istirahat. Cerita tentang tetangga sebelah bisa diteruskan besok. Ini sudah jam sepuluh malam. Aku langsung ngacir ke kamar mandi, menyegarkan badan. Selesai mandi kemudian balik lagi ke kamar dan tiba-tiba…. Lho, kok? Tangis nya semakin menjadi jadi?
“Ada apa sih Dinda?” Sungutku mulai naik. Aku sama sekali tak paham apa maksudnya. Segera kuambil bantal dan melenggang ke ruang tamu. ‘Tidur di sofa aja lebih aman’ pikirku.
‘Tega banget sih sama istri? Dia uda setia nungguin kamu pulang kerja, masakin masakan kesukaanmu, menyiapkan keperluanmu setiap hari? Masa kamu perlakukan dia seperti itu?’ Nuraniku berkata.
Plis deh… Aku juga capek… Seharian kerja dan sekarang waktunya istirahat. Kalau dipikir pikir lebih lelah aku kan? Mestinya dia harus mengerti dong…. Sisi hatiku menenangkan pergulatan emosiku.
Tanpa kusadar aku sudah ada di alam mimpi. Entah mendengkur atau tidak aku tak tahu. Yang jelas aku sangat capek dan butuh istirahat. Saking nyenyaknya tidurku tak sadar aku terbangun agak kesiangan. Meskipun telat subuhku, tetap kuusahakan untuk sholat. Ah… kenapa istriku tak membangunkanku?
“Masak apa Din?” tanyaku berusaha mencairkan suasana
Istriku hanya diam saja.
“Sarapan sudah siap di meja tuh…. Pagi ini aku enggak masak.”
Aneh! Sejak kapan dia sebut ‘aku’? Selalu dia panggil dirinya sendiri dengan sebutan ‘dinda’?
“Masih marah nih? Ntar malam nyesel lho….” Godaku.
Masih juga tak ada respon. Ya sudah… lebih baik segera sarapan dan langsung cabut ke kantor. Daripada jadi darah tinggi? Lagian aku harus mengejar target bulan ini kalau tak ingin bonusku hilang.
“Dinda…. Hallooow… Assalamu’alaiku m…”kataku sambil terus melaju ke kantor.
Malam itu aku pulang sedikit larut. Kulihat istriku sudah tidur. Aku memegang kunci ganda, karena kalau istriku sudah mengantuk tak perlu menungguku. Aku membuka pintu kamar pelan pelan, jangan sampai istriku terbangun.
Segera kubersihkan badan dan menikmati mie goreng yang kubeli di dekat kantor. Perutku lapar sekali, mungkin cacing di perutku sudah berteriak teriak minta jatah. Kubuka mie gorengku yang sudah mulai dingin. Hmm… nyam… nyam… Uenak tenan… Ketika sudah tinggal sendok terakhir tiba-tiba….
“Mas… Dinda minta!”
Haduuh… mie ku tinggal sesendok lagi. Apa pantas kutawarkan padanya? Tiba tiba dia menggeleng.
“Beliin lagi….” Rajuknya
Apa? Udah jam sebelas nih. Jarak rumah ke kantor lumayan jauhlah… lagian aku udah ngantuk banget.
“Besok aja ya, mas capek banget nih. Gimana kalo masak martabak mie seperti biasanya. Mas yang buatin. Pake telor dua deh…”
“Nggak mau!” jawabnya mantab.
Huh! Sebel! Dasar wanita! Manja! Kekanakan! Segala umpatan bersliweran dalam otakku. Dengan terpaksa aku berangkat juga.
Satu jam kemudian….
“Nih… mie nya….” Kataku menyerahkan sebungkus mie yang mulai dingin
“Udah gag selera…. Taruh aja di meja.” Jawab istriku sambil kemudian masuk ke kamar.
Huh!! Kalau saja tak mengingat istriku yang sudah menemaniku dua tahun ini, sudah kulempar bungkusan ini dihadapannya. Sabar… sabar…
“Din… mie nya gak dimakan? Enak lho…”
Tak ada jawaban.
Segera kutengok di dalam kamar dan kulihat pundaknya naik turun. Ya ampuunn… nangis lagi… nangis lagi….
“Kok nangis sih? Udah dibeliin jauh jauh…”
Tangis istriku semakin keras. Masya Allah…. Sementara aku sudah letih sekali. Tak lama kemudian akupun terlelap.
Aku terbangun jam enam kurang seperempat. Gelagapan, segera ngacir ke kamar mandi. Wah, bakalan telat nih. Kulihat dinda masih tidur membelakangiku.  Mungkin dia tadi habis subuh tidur lagi. Tapi kenapa tak membangunkanku?
“Dinda… udah siang nih. Mas mau berangkat. Baju Mas belum disetrika ya?”
Tak ada jawaban dari bibirnya sedikitpun. Jangankan jawaban, senyum pun tidak. Tiba tiba dia berdiri dan keluar kamar kemudian menyetel televisi. Ah… tumben tumbenan pagi pagi gini dinda menyalakan televisi.
Sudahlah… daripada tambah telat, kupakai saja pakaian kusut bekas kemarin. Toh yang malu dia juga. Kucari cari kaos kakiku, ternyata belum dicuci juga.
Ih… bodo amat. Sapa sih yang lihat dekilnya kaos kakiku?
Segera aku melesat ke kantor daripada telat. Tak ada ciuman mesra, tak ada ciuman tangan seperti biasanya. Tangis dinda semakin meninggalkan tanda tanya besar bagiku. Entah kenapa sekarang dikit dikit nangis, kalau tak menangis pasti ngambek.
Saat istirahat siang, ku curhatkan permasalahanku pada Pak Udin selaku bos ku dikantor. “Orang yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik terhadap istrinya dan aku adalah orang yang paling baik diantara kamu terhadap istriku,” Sabda Nabi Muhammad Saw.
Kalimat Pak Udin terngiang ngiang di telingaku, membuat ingatanku tak bisa lepas dari dinda. Ah, istriku…. Sedang apa kau di rumah sekarang? Teringat akan diri ini yang tak pernah membantu urusan rumah. Sedangkan Rasulullah saja sering menjahit bajunya sendiri. Aku? Hiddih… mencuci piring bekas makanku saja tak pernah kulakukan. Aku bertekad, pulang nanti akan membahagiakan istriku.
Tak sabar rasanya ingin bertemu belahan jiwaku. Sebelum sampai rumah kusempatkan mampir ke toko bunga membeli serangkai mawar yang indah. Hmm… romantis nih… Ya, aku ingin berdamai dengan Dindaku. Meskipun aku tak merasa ada pertikaian diantara kami. Oh… betapa rindunya aku akan senyumnya.
Sampai di rumah….
“Dinda… Dinda sayang…” Kupanggil panggil istriku.
Kemana ya, kok tak ada jawaban? Biasanya sore begini dia sudah menungguiku pulang sambil membaca buku di teras depan. Dinda? Engkau dimana? Aku mulai cemas. Jangan jangan… Kutelusuri semua ruangan di rumah kami yang kecil. Tak mungkin dia tak mendengar panggilanku. Oh… mungkin membeli sesuatu di warung, hiburku. Aku menghampiri meja makan untuk melihat ada makanan tidak. Biasanya istriku membuat kue atau apalah sebagai teman minum sore. Mataku tertuju pada secarik kertas diatas meja. Sebuah surat.
“… Din pulang mas. Maaf, Din lagi kurang enak badan. Lebih baik Din dekat sama ibu, daripada ngrepotin mas. Mas kan sibuk banget. Maafkan Din ya, nggak pamit dulu sama mas.”
Aku lunglai. Pupus harapanku. Mengapa engkau pulang disaat aku ingin membahagiakanmu ? Kulihat ada amplop di bawah kertas surat tadi. Segera kubuka amplop itu. Tertulis hasil test urine laboratorium. Hah?! Mataku membelalak. Dindaku… dindaku… ha… hamil…
Alhamdulillah, aku meloncat kegirangan. Tanpa ba-bi-bu lagi aku segera kupacu motor bututku untuk menjemput istriku yang cantik jelita. Maafkan mas yang selalu marah padamu, cuek tak memperhatikanmu . Ternyata kehamilanmu membuat perasaanmu menjadi sangat peka sehingga engkau sering tersinggung dan menangis.
Oh… Dinda… permata hatiku, maafkan mas ya sayang…. Mas janji, tak ada tangis lagi. Mulai sekarang mas akan bikin kamu senang. Jangan menangis lagi ya Din…. ^_^
Semoga kita dapat mengambil pengetahuan yang bermanfaat dan bernilai ibadah ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
--------------- --------------- --------------- ---

Keajaiban Ritual Tawaf, Simbol Hukum Alam Semesta...

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ...Tak ada pembeda di Baitullah saat itu: status sosial, jabatan, harta, warna kulit, asal usul, semua ditanggalkan. Setiap orang hanya mengenakan kain ihram putih, tanpa jahitan, sebagai simbol persamaan derajat di mata Allah. Sekaligus pengingat, manusia dilahirkan dan akan berpulang dalam kesejatiannya.
Dimulai dari sudut batu hitam, Hajar Aswad, lautan lebih dari dua juta manusia bergerak searah, mengelilingi Ka'bah sebanyak tujuh kali, hingga berakhir di sudut yang sama. Membentuk pola lingkaran 360 derajat, yang bergerak melawan arah jarum jam, berporos pada satu titik.
Tak hanya sekadar rukun yang harus dipenuhi dalam ibadah haji, ritual Tawaf yang dilakukan sesudah melontar jumrah Aqabah pada tanggal 10 Zulhijah memiliki makna yang dalam: begitulah seluruh alam semesta bergerak.
"Ritual tawaf adalah simbol ketaatan alam semesta kepada Sang Pencipta, yaitu senantiasa melakukan gerak berputar," jelas Profesor Riset Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin.
Tawaf, menurut dia, sama halnya dengan gerak Bumi berputar pada porosnya yang mengitari Matahari, Bulan mengitari Bumi, seperti bagaimana Bumi dan planet lain mengitari Sang Surya dalam kesatuan galaksi. Seperti planet lain di luar tata surya mengitari bintangnya. Dengan segala keteraturannya.
Doktor lulusan Department of Astronomy, Kyoto University, Jepang itu menambahkan, jumlah tawaf sebanyak tujuh kali juga menjadi simbol tak terhingga dari simulasi gerak alam semesta. "Mengapa tujuh? Simbol tujuh itu juga berarti alam semesta ini bergerak secara terus-menerus, tanpa henti," kata dia.
Senada, Prof. Dr. Ahmad Fouad Pasha dari Kairo University berpendapat, tawaf adalah hukum kosmis. "Penemuan-penemuan ilmiah membuktikan kita hidup di alam semesta yang tergantung pada revolusi: Bumi mengitari Matahari sekali dalam setahun, Bulan mengelilingi Bumi secara teratur, demikian halnya dengan satelit planet lain," kata dia seperti dimuat situs Quran & Science.
Hukum revolusi juga berlaku pada atom, satuan terkecil benda yang bisa dilihat dengan mikroskop. Sebuah atom terdiri atas inti yang berdiameter kurang dari sepersejuta milimeter atau nukleus --yang dikelilingi elektron-elektron yang berputar dalam jarak tertentu.
Karena semua materi di alam semesta, baik padat, cair, atau gas, terdiri atas atom, ini berarti bahwa hukum revolusi berlaku untuk semuanya: bintang, planet, bulan, hewan, tumbuhan, pasir, laut, udara, semua benda.
Dia menambahkan, Ka'bah adalah pusat spiritual dari orang-orang beriman. Mengacu pada ikatan seorang hamba dengan Tuhannya. Tak hanya ketika berhaji, pemeluk Islam juga salat menghadap Ka'bah setidaknya lima kali dalam sehari. Dari segala penjuru dunia, menghadap ke satu titik. (art)
TAWAF ALAM SEMESTA
Setiap benda di alam ini selalu bergerak berputar untuk menjaga keseimbangan. Dalam alam mikro, pada bagian terkecil dari setiap benda yang disebut atom, elektron-elektron selalu berputar mengelilingi inti (pusat) atom, disamping melakukan putaran rotasi dengan arah berlawanan dengan jarum jam seperti perputaran (rotasi) bumi.
Dalam alam makro, bumi bersama 8 planet yang lain (Merkurius, Venus, Mars, Yupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus, dan Pluto) berputarmengelilingi matahari (dalam tata surya matahari kita).
Sementara itu mataharibersama bumi, 8 planet yang lain, dan puluhan bulan juga berputar mengelilingi pusat Galaksi Bimasakti. Apakah galaksi Bimasakti hanya mempunyai satu matahari, bumi dan 8 planet itu? Ternyata tidak!. Galaksi Bimasakti mempunyai sekitar milyaran matahari. Perjalanan matahari ini juga telah telah dijelaskan dalam Al Qur’an 1400 tahun yang lalu :
“Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya untuk masa yang telah ditentukan baginya. Itulah ketetapan dari Yang Maha Kuasa lagi Maha mengetahui. Dan bagi bulan telah Kami tetapkan manzilah-manzilah, sehingga dia kembali sebagai bentuk tandan yang tua. Tidaklah mungkin matahari menyusul bulan dan tidak mungkin malam mendahului siang karena semua beredar pada garis orbitnya” (QS. Yasiin : 38-40)
Ini adalah ilmu pengetahuan modern. Perjalananmatahari mengelilingi pusat galaksi bimasakti (yang disebut black hole) baru diketahui oleh para ilmuwan modern pada akhir abad ke 20, namun telah diucapkan oleh seorang Nabi yang ummi, yang tidak dapat membaca dan menulis, dan belum ada teleskop. Inilah Firman Allah yang diwahyukan ke dalam kalbu Nabi Muhammad SAW. Inilah Mukjizat Al Qur’an yang akan selalu up to date sepanjang jaman.
Apakah di langit sana hanya ada satu galaksi saja, yaitu Galaksi Bimasakti itu? Ternyata tidak!. Galaksi bimasakti bersama galaksi-galaksi lain (milyaran galaksi lain) membentuk kluster galaksi. Selanjutnya sistem kluster galaksi yang terdiri atas milyaran benda-benda angkasa seperti matahari, planet, bulan, meteor, asteroid, dan lain-lain juga berputar (tawaf) mengelilingi pusat galaksi, yang oleh NASA disebut ”Monster Black Hole” karena ukurannya yang jauh lebih besar dibandingkan black hole dalam galaksi bimasakti. Apakah hanya itu alam smesta ini? Subhanallah, ternyata kluster galaksi yang berisi trilyunan benda-benda nagkasa itu tidak hanya satu, tapi masih ada milyaran lagi di sana, dan semuanya berputar (tawaf) mengelilingi pusat yang entah berada di mana karena hingga saat ini belum ada teleskop tercanggih yang berhasil memotretnya. NASA sendiri mengakui bahwa pengetahuan manusia mengenai alam semesta hingga sekarang ini kira-kira baru sebesar 3 % saja.
Semua benda langit yang senantiasa berputar (tawaf) itu selalu dalam keadaan keseimbangan, sebagaimana Allah menjelaskan dalam Al Qur’an :
“Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah yang tidak seimbang. Lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?” (QS. Al Mulk : 3)
Terbayang bukan, betapa luas jagat raya ini!. Di langit Allah ini ada bermilyar-milyar matahari, planet dan bulan, sehingga benda-benda angkasa jumlahnya trilyunan! Dan planet bumi yang kita tempati ini sangatlah kecil di antara benda-benda langit yang berjumlah trilyunan itu. Bumi kita ini bagaikan sebutir pasir di antara seluruh pasir yang terhampar di seluruh permukaan bumi. Dan disanalah manusia tinggal dengan berbagai kesombongannya. Betapa bumi kita ini sangat rapuh dengan berbagai ancaman bahaya dari luar angkasa maupun dari dalam bumi sendiri, dan kita yang tinggal disana sungguh tidak punya kekuatan apa-apa terhadap kekuasaan Allah Yang Maha Perkasa, pemilik langit dan bumi.
Sementara jagat raya ini selalu bertawaf, bertasbih dengan ketundukannya kepada sang Pencipta, maka manusia sebagai bagian dari jagat raya ini juga senantiasa bertawaf. Ka’bah adalah Rumah Allah (Baitullah), symbol keberadaan Allah di bumi, pusat jiwa dan manusia dari segenap penjuru negri, tempat suci yang penuh cahaya dan energi. Di sanalah manusia bertawaf ketika melaksanakan ibadah Umrah dan Haji.
Tawaf adalah berjalan berputar mengelilingi Ka’bah sebanyak 7 kali, dimulai dan diakhiri pada garis coklat yang ditarik dari titik Hajar Aswad. Jika situasi dan kondisi memungkinkan, bagi laki-laki disunnahkan untuk mencium Hajar Aswad terlebih dulu, namun jika tidak memungkinkan dapat dilakukan dengan mengangkat tangan (istislam), sebagai tanda seseorang yang berbaiat, berjanji kepada Allah SWT untuk terus menerus memegang janji dalam syahadatnya.
Tawaf adalah ritual haji untuk mengasah komitmen dan integritas kepada Allah SWT. Komitmen tidak sekedar janji di mulut, tapi harus diwujudkan dalam tindakan yang nyata dan terukur. Setelah kita melakukan evaluasi dan introspeksi selama wukuf, maka di dalam tawaf kita melakukan pembangunan mental untuk selalu menjadikan Allah sebagai komitmen, sebagai prinsip, serta memegang teguh ketulusan dan kejujuran.
Bayangkan ketika kita bertawaf mengelilingi Ka’bah, bulan juga bertawaf mengelilingi bumi yang mengakibatkan terjadinya pergantian waktu bulan. Ketika kita bertawaf mengelilingi Ka’bah, bumi juga bertawaf mengelilingi matahari yang mengakibatkan terjadinya pergantian tahun. Bumi bertawaf dengan kecepatan yang luar biasa, yaitu berputar pada porosnya dengan kecepatan 1600 Km/jam, dan juga berputar mengelilingi matahari dengan kecepatan 107.000 Km/jam. Sungguh suatu kecepatan yang menakjubkan, jauh lebih cepat dari pesawat angkasa ulang-alik yang paling canggih dengan kecepatan 20.000 Km/jam. Allah yang Maha Cerdas, Ar Rosyid telah mengatur kecepatan tawaf bumi, bulan dan matahari sedemikian rupa agar tercapai kseimbangan alam yang terus menerus, dengan pergantian waktu yang tepat. Dengan tawaf bumi, bulan, dan matahari yang demikian cepat, waktu berlalu dengan cepat, waktu selalu maju tak pernah berulang, maka waktu yang masih kita miliki untuk hidup jangan sampai disia-siakan. Kita harus berpacu dengan waktu untuk mengumpulkan sebanyak-banyaknya amal kebaikan.
Bumi yang kita tempati ini selalu tunduk pada perintah Allah, berputar pada porosnya seperti gasing (berotasi) dan juga mengelilingi matahari (berevolusi) tanpa henti, tak pernah lelah dan membantah, padahal bumi tidak diberi akal. Lalu mengapa kita, manusia yang diberi akal masih saja sering membantah dan tidak tunduk secara total kepada perintah Allah? Bahwa sesungguhnya ketika kita sholat berjamaah, kita tidak hanya berjamaah dengan orang lain, tapi kita juga berjamaah bersama bumi, bulan, matahari, planet-planet dan galaksi-galaksi di alam semesta. Kenapa demikian? Karena secara fisik, gerakan sholat itu identik dengan gerakakan berputar (tawaf) yang mengandung unsur sudut 360o sekali putar. Ketika benda-benda angkasa dan juga jamaah haji sedang berputar (tawaf), kita yang sedang sholat juga identik dengan tawaf, satu rakaat identik dengan satu putaran tawaf. Maka tanpa kita sadari, setiap kali sholat, kita berjamaah dengan bumi tempat kita berdiri.
Orang yang mengaku muslim tapi tidak mendirikan sholat sama saja dengan bumi yang tidak berputar, bulan tidak berputar, planet-planet tidak berputar, matahari dan bintang-bintang lain juga tidak berputar. Apa akibatnya jika semua benda angkasa berhenti berputar? Maka benda-benda angkasa itu akan tertarik ke arah pusat edarnya dengan gaya gravitasi yang sangat besar, lalu terbakar dan hancur. Demikian pula seorang muslim yang tidak sholat berarti merusak keseimbangan alam, menghancurkan tatanan kehidupan masyarakat. Demi untuk menjaga sunatullah itulah maka Allah memerintahkan sholat sebagai ritual ibadah yang sangat penting, yang tidak dapat ditinggalkan meskipun sedang sakit. Orang sakit, selama masih ada kesadaran tetap wajib menjalankan sholat, dengan fasilitas keringanan yang diberikan Allah. Seorang muslim yang tidak sholat sangat berpotensi merusak jati dirinya karena tidak dapat mengimplementasikan makna sholat ke dalam perilakunya.
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~

AWAL PAKAI JILBAB

“Sha.... wah..wah.. penampilannya beda yah sekarang..kaya’  ibu-ibu pulang dari tanah suci”
“duuh..ciin,kok  loe pake pakaiannya orang arab sih????”
“Alhamdulillah ukhty..seneng deh liat pakaiannya sekarang..keep istiqomah ya ukh..!!”
“busyet...loe gak kepanasan sha.. pake itu?? Gak nyaman gw ngeliatnya” “ya ampun..beib,mau  ikutan kaya’ teroris yak??”
Well..itulah serentetan kalimat reaksi kekagetan teman-temanku saat melihat perubahan pakaianku.
Ahaha..lucu memang, pengen marah sih sebenernya. Tapi setelah dipikir pikir, mereka berkata seperti itu karena pemahaman yang kurang. Gemes juga, pakaianku di bilangin kaya’ ibu-ibu yg baru pulang dari tanah suci, yaah dalam hati aku sih malah bilang “aamiin ya Rabb”, semoga dimudahkan menuju Baitullah J.
Pakaianku kaya’ orang arab?? Hmmm, duuhh ini pakaian orang islam alias muslimah,bukan pakaian orang arab..ckckckck.  masalah panas, sama sekali enggak tuh malah berasa adem + berasa aura surga ada di dekat ku :-D . ikutin kaya’ teroris..
pengen nangis dengernya, miris banget, mau berubah ke arah yang lebih baik koq addaaaaa aja yang pandangannya kaya’ gini, rasanya umat Muslim koq gak ada benernya di mata masyarakat. Tapi, dibalik deretan kalimat-kalimat  yang “mengusik” hati, gak sedikit teman-teman memberikan dukungan, keluarga.. bahagia rasanya.
Kalimat yang memperkuat ukhuwah islamiyah, saling mengingatkan, menasehati, membimbing di jalan Allah. Dan ada satu lagi kalimat seorang sahabat yang pernah singgah di telingaku “Fit, kalo pake pakaian kaya’ gini,susah loh diterima kerja”,
adu duduuuh... anggapan apa lagi nih??? Rezeki kan Allah yang ngatur, selama kita gak keluar dari aturan-Nya, Insya Allah semuanya akan dipermudah Oleh-Nya..
Hmmm...berjilba b memang susah jika kita memandangnya susah...,butuh proses untuk memahami aturan Allah yang Maha Indah...jilbab itu identitas muslimah, jilbab bukanlah pilihan antara ya dan tidak, tapi jilbab adalah kewajiban.
Keep spirit istiqomah dan smile aja dech,smoga makin banyak para ukhtinya tuk segera berhijab krn jangan sampai Allah yg memaksamu berhijab,salam santunku_____^_  ^ 

KISAH TAUBAT PALING MENGAGUMKAN DALAM SEJARAH ...

Bimillahi minal Awwali wal Akhiri ... Imam Muslim dalam Shahihnya (9/69), dan juga para penulis kitab sunnah telah meriwayatkan sebuah kisah taubat yang paling mengagumkan yang diketahui oleh manusia. Pada suatu hari Rasul duduk di dalam masjid, sementara para sahabat beliau duduk mengitari beliau. Beliau mengajari, mendidik dan mensucikan (hati) mereka. Majelis tersebut dipenuhi oleh sahabat besar Nabi .
Tiba-tiba datanglah seorang wanita berhijab masuk ke pintu masjid. Kemudian Rasul pun diam, dan diam pula para sahabat beliau . Wanita tersebut menghadap dengan perlahan, dia berjalan dengan penuh gentar dan takut, dia lemparkan segenap penilaian dan pertimbangan manusia, dia lupakan aib dan keburukan, tidak takut kepada manusia, atau mata manusia dan apa yang akan dikatakan oleh manusia.
Dia menghadap untuk mencari kematian. Kematian lebih ringan, jika disertai oleh pengampunan dan penghapusan dosa. Menjadi ringan jika setelah kematian tersebut terdapat keridhaan dan penerimaan dari sisi Allah Ta'ala.
Hingga dia sampai kepada beliau , kemudian dia berdiri di hadapan beliau, dan mengabarkan kepada beliau bahwa dia telah berzina!!
Dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah melakukan (maksiat yang mewajibkan adanya) hukuman had (atasku), maka sucikanlah aku!"
Apa yang diperbuat oleh Rasulullah ?! Apakah beliau meminta persaksian dari para sahabat atas wanita tersebut? Tidak, bahkan memerahlah wajah beliau hingga hampir-hampir meneteskan darah. Kemudian beliau mengarahkan wajah beliau ke arah kanan, dan diam, seakan-akan beliau tidak mendengar sesuatu. Rasulullah berusaha agar wanita ini mencabut perkataannya, akan tetapi wanita tersebut adalah wanita yang istimewa, wanita yang shalihah, wanita yang keimanannya telah menancap di dalam hatinya.
Maka Nabi bersabda kepadanya: "Pergilah, hingga engkau melahirkannya."
Berlalulah bulan demi bulan, dia mengandung putranya selama 9 bulan, kemudian dia melahirkannya. Maka pada hari pertama nifasnya, diapun datang dengan membawa anaknya yang telah diselimuti kain dan berkata: "Wahai Rasulullah, sucikanlah aku dari dosa zina, inilah dia, aku telah melahirkannya, maka sucikanlah aku wahai Rasulullah!"
Maka Nabipun melihat kepada anak wanita tersebut, sementara hati beliau tercabik-cabik karena merasakan sakit dan sedih, dikarenakan beliau menghidupkan kasih sayang terhadap orang yang berbuat maksiat, rahmat kepada burung, dan menyayangi hewan.
Sebagian ahli ilmu berkata: "Bahkan beliau , memberikan rahmat hingga kepada orang kafir. Allah Ta'ala berfirman tentang beliau: "Dan tidakklah aku utus kamu Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta." Siapa yang akan menyusui bayi tersebut jika ibunya mati? Siapakah yang akan mengurusi keperluannya jika had (hukuman) ditegakkan atas ibunya? Maka Nabi bersabda: "Pulanglah, susuilah dia, maka jika engkau telah menyapihnya, kembalilah kepadaku."
Maka wanita itupun pergi ke rumah keluarganya, dia susui anaknya, dan tidaklah bertambah keimanannya di dalam hatinya kecuali keteguhan, seperti teguhnya gunung. Tahunpun bergulir berganti tahun. Kemudian wanita itu datang dengan membawa anaknya yang sedang memegang roti. Dia berkata: "Wahai Rasulullah, aku telah menyapihnya, maka sucikanlah aku!"
Dia dan keadaannya sungguh sangat menakjubkan! Iman yang bagaimanakah yang membuatnya berbuat demikian. Tiga tahun lebih atau kurang, yang demikian tidaklah menambahnya kecuali kekuatan iman.
Nabi mengambil anaknya, seakan-akan beliau membelah hati wanita tersebut dari antara kedua lambungnya. Akan tetapi ini adalah perintah Allah, keadilan langit, kebenaran yang dengannya kehidupan akan tegak.
Nabi bersabda: "Siapa yang mengkafil (mengurusi) anak ini, maka dia adalah temanku di sorga seperti ini…" Kemudian beliau memerintahkan agar wanita tersebut dirajam (dilempari dengan batu hingga mati).
Maka manusiapun berkumpul, dan merajamnya. Muncratlah darah dari kepala wanita tersebut mengenai Khalid bin Walid, maka diapun mencacinya pada jarak pendengaran Nabi . Maka beliau bersabda kepadanya: "Tenang wahai Khalid, demi Allah, dia telah bertaubat dengan pertaubatan yang seandainya penarik pajak (pungli) bertaubat dengannya pastilah akan diterima darinya."
Dalam sebuah riwayat bahwa Nabi memerintahkan agar wanita itu dirajam, kemudian beliau menshalatinya. Maka berkatalah Umar : "Anda menshalatinya wahai Nabi Allah, sungguh dia telah berzina." Maka beliau bersabda: "Sungguh dia telah bertaubat dengan satu taubat, seandainya taubatnya itu dibagikan kepada 70 orang dari penduduk Madinah, maka taubat itu akan mencukupinya. Apakah engkau mendapati sebuah taubat yang lebih utama dari pengorbanan dirinya untuk Allah Ta'ala?" (HR. Ahmad (40/399))
Sesungguhnya ini adalah rasa takut kepada Allah. Sesungguhnya itu adalah perasaan takut yang terus menerus berada pada diri wanita mukminah tersebut saat dia terjerumus ke dalam jerat-jerat syetan, dia menjawab jerat-jerat tersebut pada saat lemah. Ya, dia telah berbuat dosa, akan tetapi dia berdiri dari dosanya dengan hati yang dipenuhi oleh iman, dan jiwa yang digerakkan oleh panasnya maksiat. Ya, dia telah berdosa, akan tetapi telah berdiri pada hatinya tempat pengagungan terhadap Dzat yang dia bermaksiat kepada-Nya. Sesungguhnya ini adalah taubat sejati wahai hamba-hamba Allah. Ya, ini taubat nashuha wahai hamba-hamba Allah.
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

AKAL MANUSIA ...

Bimillahi minal Awwali wal Akhiri ... Ali bin Abu Thalib, r.a. berkata : “Seandainya yang menjadi tolok ukur di dalam agama ini adalah akal pikiran niscaya bagian bawah khuf lebih pantas untuk diusap daripada bagian atasnya. Dan sungguh aku pernah melihat Rasulullah Shallahu 'alaihi wassalam mengusap bagian atas dua khufnya.” (Diriwayatkan oleh Al-Imam Abu Dawud di dalam Sunan-nya no. 162).
Ucapan shahabat (Ali bin Abu Thalib, r.a.) yang mulia di atas mengisyaratkan kepada kita tentang kedudukan akal di dalam agama, dan bahwa agama ini tidaklah diukur dengan akal pikiran namun kembalinya kepada nash, yaitu apa firman Allah Subhanahu wa Ta'ala dan apa kata Rasul-Nya Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Namun kita dapati ada sebagian manusia yang sangat mengagungkan akal sehingga mereka memposisikan akal tersebut di atas Al Qur’an dan As-Sunnah. Bila sesuai dengan akal, mereka terima, dan bila bertentangan dengan akal –menurut mereka– mereka tolak atau abaikan atau simpangkan maknanya.
Islam Memuliakan Akal
Allah menganugerahkan kepada manusia nikmat berupa akal pikiran yang dengannya manusia terangkat kepada tingkatan taklif ilahiyyah (memikul beban syariat sebagai hamba yang mukallaf). Dengan akal itu pula manusia mengetahui taklif tersebut dan dapat memahaminya. Allah bekali pula manusia dengan fithrah yang bersesuaian dengan wahyu yang mulia dan agama yang haq, yang dibawa oleh para rasul Allah alaihimush shalatu wassalam, yang Allah syariatkan dan Allah jadikan sebagai jalan hidup bagi manusia, yang mana wahyu dan agama yang haq ini tersampaikan lewat lisan para rasul yang mulia shalawatullahi wa salamuhu alaihim ajma‘in.
Dengan demikian, Islam tidaklah menelantarkan akal, dan tidak pula mengangkatnya lebih dari porsinya namun akal ditempatkan pada tempatnya dan digunakan dengan semestinya.
Al Qur’an yang mulia dan Haq telah banyak memberikan dorongan kepada kita untuk mempergunakan akal pikiran. Kita diperintahkan untuk memikirkan Al Qur’an hingga sampai pada keyakinan tentang kebenarannya, sebagaimana kita diperintah untuk memikirkan ciptaan Allah untuk menambah keyakinan kita kepada-Nya.
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan (memikirkan dan merenungkannya) Al Qur’an (Al Haq)? Kalau sekiranya Al Qur’an itu bukan dari sisi Allah, niscaya mereka akan mendapatkan pertentangan yang banyak di dalamnya.” (QS An-Nisa: 82)
“Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang (kejadian) diri mereka? Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduanya melainkan dengan (tujuan) yang benar dan waktu yang ditentukan. Dan sesungguhnya kebanyakan di antara manusia benar-benar ingkar akan pertemuan dengan Tuhannya.” (QS Ar-Rum: 8)
Allah membuat banyak permisalan dalam Al Qur’an agar kita memikirkannya, seperti ketika Dia menceritakan tentang permisalan kehidupan dunia,
“Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dan langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya, dan pemilik-permliknya mengira bahwa mereka pasti menguasasinya, tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanam-tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang berfikir.” (QS Yunus: 24)
Islam Membimbing Akal
Akal memiliki kemampuan yang terbatas sehingga ia tidak dapat mencapai seluruh hakikat yang ada. Bila akal dilepaskan begitu saja tanpa bimbingan niscaya ia bisa keliru dan terjerumus dalam kesesatan. Sebagaimana kemaksiatan pertama yang dilakukan oleh makhluk terhadap Rabbnya, ketika Iblis diperintah untuk sujud kepada Adam 'alaihissalam sebagai tanda penghormatan kepada Adam, Iblis enggan karena ia merasa lebih mulia dan lebih tinggi daripada Adam. Ia diciptakan dari api sementara Adam dari tanah. Menurut akal Iblis, api itu lebih mulia daripada tanah.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS Al-A’raf: 12)
Dengan begitu, akal perlu dibimbing oleh wahyu dan harus tunduk dengan wahyu, karena wahyu itu firman Allah dan perkataan-Nya yang suci sementara akal adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah. Karena akal itu terbatas, syariat menetapkan ia tidak boleh berdalam-dalam membahas perkara yang tidak mungkin dijangkau, seperti di antaranya memikirkan Dzat Allah Subhanahu wa Ta'ala dan hakikat-Nya, karena Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
"Dia mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang ilmu mereka tidak dapat meliputi ilmu-Nya.” (QS Thaha : 110)
Selain itu juga wahyu dan akal yang sehat tidaklah saling bertentangan. Wahyu sebagai dasar pijakan, timbangan dan pengoreksi akal ketika ia menyimpang dari kebenaran. Dengan begitu akal harus menganggap baik apa yang dianggap baik oleh syariat dan mengganggap jelek apa yang dianggap jelek oleh syariat. Akal seperti inilah yang dikatakan akal sehat.
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...

KETIKA MANUSIA MENJUAL JIWANYA PADA IBLIS? ...

Bismillahir-Rahmanir-Rahim ... Pada awalnya suami istri itu hidup tenteram dan bahagia. Meskipun miskin, mereka taat kepada perintah Tuhan. Semua yang dilarang Allah dihindari, dan mereka tekun beribadah.
Sang Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama istrinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika semuanya serba cukup.
Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, ingin mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan ia melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni banyak orang. Ia mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta agar suami mereka setia atau dagangannya laris.
“Ini syirik,” pikir lelaki yang alim tadi. “Ini harus diberantas habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah.”
Maka pulanglah sang alim dengan tergesa-gesa. Istrinya heran, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu dilihatnya sang suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim tadi bergegas keluar. Istrinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera naik keledainya dan dipacu nya dengan cepat menuju ke pohon itu.
Sebelum sampai di tempat pohon itu berdiri, tiba-tiba sesosok tubuh tinggi besar dan hitam melompat di depan sang alim. Dia adalah iblis yang menyamar sebagi manusia.
“Hai, mau ke mana kamu?” tanya si iblis.
Orang alim tersebut menjawab, “Saya akan menuju ke pohon yang disembah-sembah orang bagaikan menyembah Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang pohon syirik itu hingga roboh.”
“Kamu kan tidak di rugikan dengan adanya pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang saja.”
“Tidak bisa, kemungkaran harus diberantas,” jawab si alim bersikap tegas.
“Berhenti, jangan teruskan!” bentak iblis marah.
“Akan saya teruskan!”
Karena masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara orang alim tadi dengan iblis. Kalau melihat perbedaan badannya, seharusnya orang alim itu dengan mudah di kalahkan oleh iblis. Namun ternyata iblis menyerah kalah dan meminta ampun.
Kemudian dengan berdiri menahan sakit dia berkata, “Tuan, maafkanlah kelakuan saya. Saya tidak akan berani lagi mengganggu tuan. Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan shalat Subuh, di bawah tikar Tuan akan saya sediakan uang emas empat dinar. Cepatlah pulang dan jangan teruskan niat Tuan untuk menebang pohon itu,”
Mendengar janji iblis yang akan memberikan uang emas empat dinar, lunturlah kekerasan tekad si alim tadi. Ia membayangkan isterinya yang akan hidup berkecukupan. Ia teringat akan rengekan isterinya agar menafkahinya dengan layak. Setiap pagi empat dinar, maka dalam sebulan saja dia sudah menjadi orang kaya. Membayangkan rengekan isterinya itu maka pulanglah sang alim. Pupus sudah niatnya semula yang hendak memberantas kemungkaran.
Demikianlah, semenjak pagi itu isterinya tidak pernah marah lagi. Hari pertama, ketika si alim selesai shalat, dibukanya tikar shalatnya. Betul di situ tergolek empat benda berkilau, empat dinar uang emas. Dia meloncat kegirangan dan isterinya gembira. Begitu juga di hari yang kedua. Empat dinar emas. Dan pada hari ketiga, matahari mulai terbit dan dia membuka tikar shalat, masih didapatinya uang itu.
Tapi pada hari keempat dia mulai kecewa. Di bawah tikar shalatnyanya tidak ada apa-apa lagi kecuali tikar pandan yang rapuh. Isterinya mulai marah karena uang yang kemaren sudah habis semua.
Si alim dengan lesu menjawab, “Jangan kuatir, barangkali besok kita bakal dapat delapan dinar sekaligus.”
Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai shalat ketika dibuka tikar sajadahnya ternyata masih juga kosong.
“Kurang ajar. Penipu,” teriak si isteri. “Ambil kapak, tebanglah pohon itu.”
“Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku tebang pohon itu semuanya hingga ke ranting dan daun-daunnya,” sahut si alim itu.
Maka segera ia mengeluarkan keledainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia memacu keledainya menuju ke arah pohon yang di sembah itu.
Dan ternyata iblis yang berbadan tinggi besar tersebut sudah menghadang di tengah jalan. Sambil berteriak, “Mau ke mana kamu?” hardiknya menggelegar.
“Saya akan menebang pohon itu,” jawab si alim dengan gagah berani.
“Berhenti, jangan lanjutkan.”
“Tidak bisa, saya akan tetap menebang pohon tersebut hingga tumbang.”
Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis yang kalah, tapi si alim yang terkulai.
Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya dengan nada heran, “Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkanku, padahal dulu engkau tidak berdaya sama sekali ?”
Iblis itu dengan angkuh menjawab, “Tentu saja engkau dulu boleh menang, karena waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata saya kumpulkan seluruh bala tentaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang kamu keluar dari rumah hanya karena tidak ada uang di bawah tikar sejadahmu. Maka biarpun kau keluarkan seluruh keahlianmu, tidak mungkin kamu mampu menjatuhkan aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu.”
Mendengar penjelasan iblis ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan niatnya memang sudah tidak ikhlas kerana Allah lagi. Dengan terhuyung-huyang ia pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sadar bahwa perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan karena Allah, dan ia sadar perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesia-siaan yang berlanjutan . Sebab tujuannya adalah karena harta benda dan mengalahkan keutamaan Allah dan agama. Bukankah berarti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa nafsu semata?
“Barangsiapa di antaramu melihat suatu kemungkaran, hendaklah (berusaha) memperbaikinya dengan tangannya (kekuasaan), bila tidak mungkin hendaklah berusaha memperbaikinya dengan lidahnya (nasihat), bila tidak mungkin pula, hendaklah mengingkari dengan hatinya (tinggalkan). Itulah selemah-lemah iman.” (HR Riwayat Muslim)
Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...
Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari Pedang

Bimillahi minal Awwali wal Akhiri ... Salah satu peristiwa dahsyat yg bakal dialami oleh setiap orang yg telah mengucapkan ikrar syahadat Tauhid ialah keharusan menyeberangi suatu jembatan yg dibentangkan diatas kedua punggung neraka jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam dari kalangan Ummat Nabi Muhammad shalallahu 'alaih wa sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat para Nabi sebelumnya juga wajib mengalaminya. Peristiwa ini akan dialami oleh setiap orang beriman, baik mereka yg imannya sejati maupun yg berbuat banyak maksiat termasuk kaum munafiq. Menurut sebagian tafsir peristiwa menyeberangi jembatan di atas neraka telah diisyaratkan Allah di dalam Al-Qur'anul Karim.
"Tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yg sudah ditetapkan. Kemudian kami menyelamatkan orang2 yg bertaqwa dan membiarkan orang2 zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut." (QS Maryam ayat 71).
Maksud dari kata "MENDATANGI" ialah melintas diatas Neraka Jahannam dg menyeberangi jembatan tersebut. Semua orang beriman (bagaimanapun kualitas imannya) pasti mengalaminya. Hanya saja Allah jamin keselematan bagi mereka yg imannya sejati (orang2 bertaqwa). Dan adapun mereka yg imannya bermasalah (orang2 zalim/kaum munafiq) akan tergelincir ke dalam Neraka Jahannam saat melintasinya.
Dalam sebuah hadits bahkan secara lebih detail Nabi shalallahu 'alaih wa sallam menggambarkan keadaan jembatan dimaksud. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula walaa quwwata illa billaah. Betapa sulitnya bagi kita utk menyeberang diatasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana Allah akan berikan bekal bagi orang2 yg imannya sejati utk sanggup melintas diatas jembatan tersebut. Beginilah gambaran Rasulullah shalallahu 'alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dg kejadian2 yg menyertainya.
" Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yg lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Diatasnya ada besi2 yg berpengait dan duri2 yg mengambil siapa saja yg dikehendaki Allah. Dan manusia diatas jembatan itu ada yg (melintas) laksana kilat dan ada yg laksana kedipan mata dan ada yg laksana kuda yg berlari kencang dan ada yg laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata; " Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah." Maka ada yg selamat, ada yg tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yg digulung dalam neraka diatas wajahnya." (HR Ahmad 23649).
Jadi, menurut hadits diatas ada mereka yg bakal menyeberanginya dg selamat dan ada yg menyeberanginya dg selamat namun harus mengalami luka2 dikarenakan terkena sabetan duri2 yg mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yg gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset, tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dg wajahnya ke dlm neraka yg menyala-nyala di bawah jembatan. Na'udzubillahi min dzaalika..!
Lalu bagaimana seseorang dapat menyeberanginya dg selamat? Nabi shalallahu 'alaih wa sallam menjelaskan bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung para Nabi dan para Malaikat sibuk mendo'akan keselamatan bagi orang2 beriman. Mereka berdo'a; "Rabb saliim. Rabbi saliim. (Ya Rabbi, selamatkanlah. Ya Rabbi, selamatkanlah)." Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang. Baik mereka yg beriman sejati, mereka yg banyak berbuat dosa, maupun yg munafik sama2 memperolehnya. Namun ketika melintasi jembatan tersebut orang2 yg imannya emas akan terus ditemani dan diterangi oleh cahaya tersebut hingga selamat sampai ke ujung penyeberangan. Sedangkan orang2 munafik hanya sampai setengah perjalanan melintas jembatan tersebut tiba2 Allah mencabut cahaya yg tadinya menerangi mereka sehingga mereka berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan shirath ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam. Na'udzubillaahi min dzaalika...!
" Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dg nama-nama mereka ada tirai penghalang dariNya. Adapun diatas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafik. Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah pun segera merampas cahaya orang2 munafik. Mereka menyeru kepada orang2 beriman: " Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu." (QS Al-Hadid ayat 13).
Dan berdo'alah orang2 beriman: " Ya Rabbi kami, sempurnakanlah utk kami cahaya kami." (QS At-Tahrim ayat 8).
Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain." (HR Thabrani 11079).
Sumber Berbagai sumber
Saudaraku, sungguh pemandangan yg sangat mendebarkan. Pantaslah bila Nabi shalallahu 'alaih wa sallam menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan diatas Neraka Jahannam sedang berlangsung setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing2.
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan 'amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta serta pandangan mati kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa yg disembunyikan hati.
Aamiin Ya Rabbal'aalamiin
Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....
... Semoga tulisan ini dapat membuka pintu hati kita yang telah lama terkunci ...
~ o ~
Salam santun dan keep istiqomah ...
--- Jika terjadi kesalahan dan kekurangan disana-sini dalam catatan ini ... Itu hanyalah dari kami ... dan kepada Allah SWT., kami mohon ampunan ... ----
Semoga bermanfaat dan Dapat Diambil Hikmah-Nya ...
Silahkan DICOPAS atau DI SHARE jika menurut sahabat note ini bermanfaat ....
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
------------------------------------------------

Rabu, 09 November 2016

Miliki lah sesorang yang selalu setia

Miliki lah sesorang yang selalu setia..
Bukan hanya pengobral janji dan dusta.
Miliki lah seseorang yang tulus mencinta..
Bukan sebentar ada dan sekelip mendua..
Miliki lah seseorang yang penuh kasih sayang..
Bukan setelah puas dan jenuh lalu menghilang..
Miliki lah seseorang yang bisa buat mu bahagia.
Bukan sesudah memberi harapan lalu menyisakan kecewa..
Miliki lah seseorang yang sosok dewasa..
Bukan seusai meluluhkan hati lalu bermain mata.
Miliki lah seseorang yang dapat buat hari-hari mu tersenyum ceria..
Agar selama nya hidup mu penuh warna dan bermakna...:)

🌷Manisnya Bergelar Wanita

Bismillahir-Rah maanir-Rahim ... Pada suatu hari, Rasulullah SAW berjalan-jalan bersama puteri baginda Saidatina Fatimah r.a Setibanya mereka berdua di bawah sebatang pohon tamar, Fatimah terpijak rerumputan putri malu, kakinya berdarah lalu mengadu kesakitan. Fatimah mengatakan kepada bapaknya apalah gunanya rerumputan putri malu itu berada di situ dengan nada yang sedikit marah.

Rasulullah dengan tenang berkata kepada puteri kesayangannya bahwasannya rerumputan putri malu itu amat berkait rapat dengan wanita. Fatimah terkejut. Rasulullah menyambung kata-katanya lagi. Para wanita hendaklah mengambil pengajaran daripada rerumputan putri malu ini dari empat aspek.

Pertama, rerumputan putri malu akan kuncup apabila disentuh. Ini boleh diibaratkan bahwa wanita perlu mempunyai perasaan malu (pada tempatnya).

Kedua, rerumputan putri malu mempunyai duri yang tajam untuk mempertahankan dirinya. Oleh itu, wanita perlu tahu mempertahankan diri dari kehormatan sebagai seorang wanita muslimah.

Ketiga, rerumputan putri malu juga mempunyai akar tunjang yang sangat kuat dan mencengkam bumi. Ini bermakna wanita solehah hendaknya mempunyai keterikatan yang sangat kuat dengan Allah Rabbul 'Alamin.

Dan akhir sekali, ia akan kuncup dengan sendirinya apabila senja menjelang. Oleh sebab itu, para wanita sekalian, kembalilah ke rumahmu walau pun ia hanya tumbuhan yang kecil. Betapa islam telah meletakkan wanita pada kedudukan semanis-manisny­a? Jika semua saranan Rasulullah ini dituruti ia cukup manis, semua yang bertentangan menjadikannya pahit bagai empedu.

Kemanisan wanita akan hilang apabila apa yang dilakukan bertentangan dengan kejadiannya yang asal. Seorang wanita menjadi kupu-kupu. Dia tidak pulang ke rumah sebaliknya sidia di tempat yang tidak senonoh hingga larut malam. Apakah itu manis? Sudah tentu tidak.

Demikianlah wanita, dia warna alam yang cukup berharga di hargai. Setiap insan lahir dari manusia bernama wanita. Alangkah manisnya menjadi wanita sebab dia unsur terpenting dalam kewujudan alam ini sedemikian rupa.

Kalau kita hendak melihat keburukan bukan satu yang akan kita jumpa, kalau kita hendak mencari kebaikan dan keindahan bukan satu dua juga yang akan kita temui. Apa pun, ingatlah, "Barangsiapa yang tidak menyayangi dia tidak akan disayangi".(HR Muslim)

Wallahu’alam bishshawab, ..
Wabillahi Taufik Wal Hidayah, ...

Salam Terkasih ..
Dari Sahabat Untuk Sahabat ...

Selasa, 01 November 2016

SOAL KALIMAT AHOK

• Ahmed Zainul Muttaqien

Saya sudah nonton videonya dan saya dengar redaksi asli perkataan Ahok berikut:

*"Jadi jangan percaya sama ORANG. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin "PAKAI" surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya..."*

Saya tidak ingin menjelaskan perkataan ini dengan istilah-istilah filsafat yang rumit. Tapi cerna saja dengan AKAL SEHAT tanpa tendensi.

Ahok sebelum sampai pada kalimat "dibohongin pake surat almaidah 51", dia mengatakan "jangan percaya sama orang".

Berarti jelas yang dia maksud berbohong adalah ORANG-nya bukan ayatnya. "Orang" adalah subjeknya dan "Almaidah 51" adalah objek yang dibawanya. Yang dia maksud berbohong adalah subjeknya bukan objek yang dibawanya. Dan objek yang dimanfaatkan untuk berbohong tertera pada kalimat selanjutnya "PAKAI surat almaidah 51".

Ini sama seandainya saya berkata "Jangan percaya sama Aa Gatot. Kamu di bohongin PAKE ayat-ayat Qur'an". Yang saya maksud disini tentu bukan jangan percaya sama Qur'an, tapi jangan percaya sama Aa Gatot karena ia berbohong dengan MEMAKAI ayat-ayat Qur'an. Bukan berarti ayat Qur'annya yang salah, tapi subjek yang membawa dan menggunakan ayat Qur'an tersebut untuk berbohonglah yang salah.

Ini sama seperti teroris yang menggunakan ayat jihad untuk berbuat barbar atau wahabi yang menggunakan ayat istiwa' untuk berkeyakinan mujassimah terhadap Allah. Bukan ayatnya yang salah, tapi subjek yang menggunakan dan memelintir tafsir ayat itu yang salah.

Itulah kenapa Ahok menggunakan kalimat *"dibohongin PAKAI surat almaidah 51", bukan kalimat "dibohongin OLEH surat almaidah 51".*

Sebenarnya menafsirkan kalimat ini gampang, hanya ego kebencian yang mempersulit dan memelintirnya.

Saya bukan pendukung Ahok. Bukan urusan saya jika ia terpilih nanti atau tidak, karena KTP saya bukan Jakarta. Tapi saya merasa terpanggil untuk meluruskan hal sederhana yang tidak dipahami oleh otak, kelewat sederhana yang ditutupi tendensi.

Dan mau saya kasi tau satu lagi? Ternyata orang yang memelintir tafsir perkataan Ahok ini adalah orang-orang yang sama yang memelintir tafsir perkataan Prof. Quraish Shihab soal Nabi tidak dijamin masuk surga karena amalnya.

Ternyata orang itu juga yang memelintir perkataan Grand Mufti Suriah; Syaikh Ahmad Badruddin Hassoun bahwa ia menyeru pemusnahan rakyat Aleppo.

Kalau ulama-ulama besar islam saja perkataannya ia pelintir, kenapa bingung perkataan 'kafir' seperti Ahok mereka pelintir? Ini baru permulaan ya...

Fb: Ahmed Zain Oul Muttaqin.
-------------------------------------------------

Sangat perlu disebarluaskan.... 😇

Kekurangan pasangan kita

 Sepasang suami istri sedang makan malam, sang istri membuka pembicaraan. Istri : “Suamiku sayang, bolehkah aku usul ???” Suami : “Boleh is...