Di kala aku kecil*
Aku sll mendpt *peringkat 1* baik di tingkat *SD, SMP,* maupun *SMA...*
*Semua merasa senang*, ibu & ayah pun *sll memelukku dg bangga*. Klrg sgt senang *melihat anaknya pintar* & *berprestasi*.
Aku masuk *perguruan tinggi ternama pun*, tanpa *embel2 test.*
*Org tua* & *teman2 ku* merasa *bangga thd diriku*.
Tatkala aku kuliah *IPK ku sll 4* & *lulus dg predikat cum laude*.
*Semua bahagia*, para Rektor menyalami ku & *merasa bangga memiliki mahasiswa* spt diriku, *jgn ditanya ttg org tua ku,* tentunya mrk *org yg paling bangga,* bangga *melihat anaknya lulus* dg predikat *cum laude*. Teman2 seperjuangan ku pun *gembira*. Semua wajah *memancarkan kebahagiaan*.
*Lulus dr perguruan tinggi* aku bekerja di sbuah perusahaan *Bonafit.* Karirku *sgt melejit* & *gajiku sgt besar*.
*Semua pun merasa bangga dg diriku,* semua rekan bisnisku *sll menjabat tgn-ku,* semua hormat & *mnghargai diriku*, teman2 lama pun *sll menyebut namaku* sbg slh satu org *sukses.*
*Namun ada sesuatu* yg *tak prnh kudptkan* dlm perjalanan hidup ku *slm ini*.
*Hatiku sll kosong* & *risau.* Perasaan sepi *sll memghantui hari2ku*.
Ya.. *aku terlalu mengejar duniaku* & *mengabaikan akhiratku...*
*Aku sedih...........*
*Ketika aku berikrar* utk berjuang bersama *barisan Pembela Rasulullah Saw* & *ku buang sgl title keduniaanku* kutinggalkan dunia ku *utk mengejar akhirat* & *ridhaNya.*
Seketika itu pula *dunia terasa berbalik.*
*Yaa... Dunia spt berbalik.* Ku putuskan *utk mrantau* & *memilih mempelajari ilmu Al-Qur'an* & *hadist* & *kuhafalkan Al-Qur'an 30 juz*.
*Semua org mencemooh* & *memaki diriku*.
*Tak ada lg pujian,* senyum kebanggaan, *peluk hangat dll.* Yg ada hanyalah *cacian...*
Terkadang org memaki diriku, *buat apa sekolah tinggi2* kalau akhirnya *masuk pesantren* dia itu *org bodoh.....*
Udh *punya pekerjaan enak* ditinggalin...
*Berbagai caci* & *maki tertuju pd diriku,* bahkan dr klrg *yg tak jarang membuat diriku sedih...* 😪
"Apa ada *lulusan perguruan tinggi terkenal* masuk *pondok tahfidz..?* Ga sayang apa *udh dpt kerja enak*, mau makan apa & *dr mana lg..?*
Kata mereka...
Ya.., *pertanyaan2 itu trs menyerang* & *menyudutkan diriku.*
*Hingga suatu ketika*
Ketika fajar mulai menyingsing *ku ajak ibu utk shalat berjamaah di masjid*, masjid tmpt *dimana aku biasa mnjd imam.*
*Ini adalah shalat subuh yg akan sll ku kenang*.
*Ku angkat tangan* seraya mengucapkan takbir. *Allaaahuu akbaar............*_
*ku agungkan Allah* dg seagung2nya.
*Ku baca doa iftitah* dlm hati ku, *berdesir hati ini rasanya....*
Kulanjutkan membaca...
*Al-Fatihah*
*Bismillahirrahmaanirrahiiim*, ( smp disini hati ku bergetar ), ku sebut *namaNya yg maha pengasih* & maha penyayang..
*Alhamdulillahirabbil alamiin*...
Ku panjatkan *puji2an utk Rabb semesta alam..*
Kulanjutkan bacaan lamat2, *ku hayati surah al-fatihah* dg seindah2nya tadabur, *tanpa terasa air mata jatuh* membasahi wajahku....
*Berat lidah ku* utk melanjutkan ayat, *Arrahmaanirrahiim*,
ku lanjutkan ayat *dg nada yg mulai bergetar....*
*Malikiyaumiddin*, kali ini *aku sdh tak kuasa* menahan tangisku.
*Iyyaka na'budu wa iyyaka nastaiin*, "yaa Allah *hanya kpdMu lah* kami menyembah & *hanya kpdMu lah* kami meminta pertolongan."
*Hati ku terasa tercabik2,* sering kali diri ini *menuntut kpd Allah utk memenuhi kebutuhanku,* tp aku *lalai melaksanakan kewajibanku* kpd-Mu...
Sampai lah aku *pd akhir ayat* dlm surah Al-Fatihah. *Ku seka air mata* & *ku tenangkan sejenak diriku.*
Selanjutnya aku putuskan utk membaca *Surah _Abasa*'_. Ku hanyut *dlm bacaan ku,* terasa syahdu, *hingga terdengar isak tangis jamaah* sesekali. *Bacaan trus mengalun,* hingga sampai lah *pada ayat 34.* Tangisku memecah *sejadi2nya*.
*Yauma yafirrul mar'u min akhii, wa ummihii wa abiih, wa shaahibatihi wa baniih, likullimriim minhum yauma idzin sya'nuy yughniih...*
*Tangisku pun memecah,* tak mampu *ku lanjutkan ayat tsb,* tubuhku terasa lemas....
*Stlh shalat subuh selesai,* dlm perjlnan plg, *ibu bertanya* : "mengapa kamu menangis *saat membaca ayat tadi,* apa artinya..?"
*Aku hentikan langkahku* & *aku jelaskan pd ibu*. Kutatap wajahnya *dlm2* & *aku berkata* :
*Wahai ibu........*
Ayat itu *mnjelaskan ttg huru hara padang mahsyar* saat kiamat nanti, *semua akan lari meninggalkan sudaranya...*
*Ibunya...*
Bapaknya..
*Istri* & *anak2nya..*
*Semuanya sibuk dg urusannya masing2.*
*Bila kita kaya* org akan memuji *dg sebutan* org yg *berjaya...*,
*Namun ketika kiamat terjadi* apalah gunanya *sgl puji2an manusia itu....*
*Semua akan meninggalkan kita*. Bahkan ibupun *akan meninggalkan aku...*
*Ibu pun meneteskan air mata*, ku seka *air matanya...*
Ku lanjutkan, *Aku pun takut bu* bila di Mahsyar *bekal yg ku bawa sedikit..*
*Pujian org* yg ramai slm bertahun2 pun *kini tak berguna lg...*
Lalu *knp org beramai2 menginginkan pujian* & *takut mendpt celaan.* Apakah mrk tak menghiraukan *kehidupan akhiratnya kelak...?*
*Ibu kembali memelukku* & *tersenyum.*
Ibu mengatakan, *betapa bahagianya* punya anak *spt dirimu...*
*Baru kali ini aku merasa bahagia*, krn *ibuku bangga thd diriku...*
*Brbagai pencapaian* yg aku dpt dulu, *walaupun ibu sama memeluk ku* namun *baru kali ini* pelukan itu *sgt membekas dlm jiwaku.*
Wahai manusia *sebenarnya apa yg kalian kejar..?*
Dan *apa pula yg mngejar kalian..?*
*Bukankah maut* semakin hari *semakin mndekat...?*
*Dunia yg menipu* jgn sampai *menipu* & membuat diri *lupa pd negeri akhirat kelak...*
Wahai saudara2ku, *apakah kalian sadar nafas kalian* hanya *bbrp saat lagi.......?*
*Seblm lubang kubur* kalian akan *digali..*
*Apa yg aku* & *kalian banggakan* di hadapan *Allah* & *RasulNya kelak...?*
*Wallahua'lam.......*
Catatan :
*Jika antum mau share* niatkanlah dengan baik *mudah-mudahan bisa jadi obat* bagi masalah Anda dan *kita semua.....*
Aamiin 3x Yaa Robbal 'aalamiin..
Pengetahuan ini* insyaAllah bermanfaat* dan *akan menjadi pahala bagimu Aamiin.............*
*Prof Dr Joni Hermana* adalah alumni ITB ( TL'80 )