Translate

Rabu, 25 Agustus 2021

UNTUK APA KITA HIDUP

Setiap hari mentari terbit menyapa belahan bumi. Menjadi sebab kehidupan, lalu terbenam di peraduannya di ufuk barat. Bukan untuk beristirahat. Dia terbenam untuk terbit. 


Untuk apa? Untuk apa pergantian siang dan malam yang sempurna ini? Terjadi tanpa tujuan? Jika demikian betapa mubazirnya alam semesta ini dengan ragam kehidupan dan penciptaan di dalamnya yang tak terhiung. Sia-sia belaka. Seolah tak ada Tuhan Yang Maha Berilmu, Mahabijak, dan Mahahikmah dalam mencipta. Ini mustahil, akal sehat kita tak bisa menerimanya.

 

*"Dan Kami tidaklah menciptakan langit dan bumi serta segala yang ada di antara keduanya main-main (tanpa ada tujuan dan maksud)"* (QS. Ad-Dukhan: 38).


Apakah hidup kita, siang, malam, hanya sebatas; makan untuk tumbuh, meraih impian dunia, menemukan pasangan, memiliki anak, lalu menyiapkan anak meraih impian, lantas kita menjadi tua lalu mati berkalang tanah, meninggalkan segala apa yang lelah payah kita kumpulkan? Lalu kita terlupakan, terkubur oleh waktu? That's its? Tak ada lagi kehidupan berikutnya? 


Aduh, betapa singkat dan tak berartinya hidup ini kalau begitu. Jika demikian, hidup ini untuk apa? jika setelahnya tak ada lagi kebahagiaan yang patut kita perjuangkan. Jika nanti tak ada pertanyaan dan pertanggungjawaban, atas detik demi detik hidup yang kita lalui, tidak ada reward, tidak ada ganjaran dan tidak ada hukuman, tidak ada surga dan tak ada neraka, tak ada keadilan setelah kematian, lantas untuk apa hidup ini? Untuk apa segala yang ada ini tercipta? Jika kehidupan setelah kematian itu tidak ada. 


Jika manusia yang berakal budi saja mustahil merencanakan dan menciptakan sesuatu tanpa tujuan, apakah mungkin Allah Yang Mahahikmah menciptakan alam semesta ini tanpa tujuan?

sobat, hidup ini agung kita ada bukan tanpa tujuan, ada nilai yang patut kita perjuangkan 


أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَٰكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ


*"Maka apakah kamu mengira bahwa kami menciptakan kamu main-main tanpa ada maksud dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?"* (QS. Al-Muminun: 115).


Sobat, kita semua akan kembali kepada Allah pencipta kita, kelak hanya ada dua tempat kembali, surga negeri kebahagiaan yang abadi, atau neraka penjara siksa selama-lamanya. 


Mereka orang-orang yang beriman melihat dan memikirkan penciptaan alam semesta ini. Pastilah bukan sia-sia belaka, pasti ada tujuan dan akhirnya. Lantas mereka berdoa agar terhindar dari akhir yang buruk yaitu neraka. 


*"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang berakal yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: Wahai Tuhan kami tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia, Mahasuci Engkau lindungilah kami dari azab neraka."* (QS. Ali 'Imran: 190-191).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kekurangan pasangan kita

 Sepasang suami istri sedang makan malam, sang istri membuka pembicaraan. Istri : “Suamiku sayang, bolehkah aku usul ???” Suami : “Boleh is...