Ungkapan Tauhid (lagi)
Banyak yang berpendapat "Eh.. Kalau Ajaran dari mama teh beda dari yang umum(red:kebanyakan orang mempelajarinya)", memang benar, tapi dari segi mana bedanya?, karena yang mama pelajari sama yaitu Al Qur'an. Masih dari pengetahuan yang menyertai saya, Bedanya yaitu pada penjelasan KeTauhidan. Ketika mama masih jumeneng(red:Ada secara jasmani/lahir), para ulama pada waktu itu merasa penjelasan tentang KeTauhidan dari sareat mama teh terlalu tinggi, atau/dan sangat bertolak belakang dari pemahaman ketauhidan kebanyakan pada waktu itu. Padahal bukan bertolak belakang, namun kejelasan tentang ketauhidan dijelaskan begitu eces jentre (red:jelas).
Banyak yang berpendapat "Eh.. Kalau Ajaran dari mama teh beda dari yang umum(red:kebanyakan orang mempelajarinya)", memang benar, tapi dari segi mana bedanya?, karena yang mama pelajari sama yaitu Al Qur'an. Masih dari pengetahuan yang menyertai saya, Bedanya yaitu pada penjelasan KeTauhidan. Ketika mama masih jumeneng(red:Ada secara jasmani/lahir), para ulama pada waktu itu merasa penjelasan tentang KeTauhidan dari sareat mama teh terlalu tinggi, atau/dan sangat bertolak belakang dari pemahaman ketauhidan kebanyakan pada waktu itu. Padahal bukan bertolak belakang, namun kejelasan tentang ketauhidan dijelaskan begitu eces jentre (red:jelas).
Contoh:
salah satu ungkapan Seorang Ulama mengenai ketauhidan:
Tangan kita ialah milik Allah, Mata Kita ialah milik Allah, badan kita ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
salah satu ungkapan Seorang Ulama mengenai ketauhidan:
Tangan kita ialah milik Allah, Mata Kita ialah milik Allah, badan kita ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Coba bandingkan dengan contoh ungkapan dari penjelasan ketauhidan oleh sareat mama amilin:
Tangan yang menyertai kita, Mata yang menyertai kita, badan yang menyertai kita dan Kita-nya sendiri ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Tangan yang menyertai kita, Mata yang menyertai kita, badan yang menyertai kita dan Kita-nya sendiri ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Contoh Lain:
Dalam buku-buku atau tulisan-tulisan dari seorang ulama/kiai ternama biasanya tertulis begini: "Allah berfirman pada surat Sekian ayat sekian",
Dalam buku-buku atau tulisan-tulisan dari seorang ulama/kiai ternama biasanya tertulis begini: "Allah berfirman pada surat Sekian ayat sekian",
Coba bandingkan dengan tulisan-tulisan pada buku yang ditulis oleh sareat mama Amilin: "Allah Ta'alla geus ngadawuhkeun dina Al Qur'an"(red:"Allah Ta'alla sudah memfirmankan di/pada AlQur'an")
kata Berfirman dan ngadawuhkeun/Memfirmankan, Sangatlah berbeda maknanya. Karena tidak ingin terjuluk musrik, mama menulisnya ngadawuhkeun/Ungkapan Tauhid (lagi)
Banyak yang berpendapat "Eh.. Kalau Ajaran dari mama teh beda dari yang umum(red:kebanyakan orang mempelajarinya)", memang benar, tapi dari segi mana bedanya?, karena yang mama pelajari sama yaitu Al Qur'an. Masih dari pengetahuan yang menyertai saya, Bedanya yaitu pada penjelasan KeTauhidan. Ketika mama masih jumeneng(red:Ada secara jasmani/lahir), para ulama pada waktu itu merasa penjelasan tentang KeTauhidan dari sareat mama teh terlalu tinggi, atau/dan sangat bertolak belakang dari pemahaman ketauhidan kebanyakan pada waktu itu. Padahal bukan bertolak belakang, namun kejelasan tentang ketauhidan dijelaskan begitu eces jentre (red:jelas).
Banyak yang berpendapat "Eh.. Kalau Ajaran dari mama teh beda dari yang umum(red:kebanyakan orang mempelajarinya)", memang benar, tapi dari segi mana bedanya?, karena yang mama pelajari sama yaitu Al Qur'an. Masih dari pengetahuan yang menyertai saya, Bedanya yaitu pada penjelasan KeTauhidan. Ketika mama masih jumeneng(red:Ada secara jasmani/lahir), para ulama pada waktu itu merasa penjelasan tentang KeTauhidan dari sareat mama teh terlalu tinggi, atau/dan sangat bertolak belakang dari pemahaman ketauhidan kebanyakan pada waktu itu. Padahal bukan bertolak belakang, namun kejelasan tentang ketauhidan dijelaskan begitu eces jentre (red:jelas).
Contoh:
salah satu ungkapan Seorang Ulama mengenai ketauhidan:
Tangan kita ialah milik Allah, Mata Kita ialah milik Allah, badan kita ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
salah satu ungkapan Seorang Ulama mengenai ketauhidan:
Tangan kita ialah milik Allah, Mata Kita ialah milik Allah, badan kita ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Coba bandingkan dengan contoh ungkapan dari penjelasan ketauhidan oleh sareat mama amilin:
Tangan yang menyertai kita, Mata yang menyertai kita, badan yang menyertai kita dan Kita-nya sendiri ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Tangan yang menyertai kita, Mata yang menyertai kita, badan yang menyertai kita dan Kita-nya sendiri ialah milik Allah, jadi sudah semestinya kita menta'ati aturan Allah.
Contoh Lain:
Dalam buku-buku atau tulisan-tulisan dari seorang ulama/kiai ternama biasanya tertulis begini: "Allah berfirman pada surat Sekian ayat sekian",
Dalam buku-buku atau tulisan-tulisan dari seorang ulama/kiai ternama biasanya tertulis begini: "Allah berfirman pada surat Sekian ayat sekian",
Coba bandingkan dengan tulisan-tulisan pada buku yang ditulis oleh sareat mama Amilin: "Allah Ta'alla geus ngadawuhkeun dina Al Qur'an"(red:"Allah Ta'alla sudah memfirmankan di/pada AlQur'an")
kata Berfirman dan ngadawuhkeun/Memfirmankan, Sangatlah berbeda maknanya. Karena tidak ingin terjuluk musrik, mama menulisnya ngadawuhkeun/Memfirmankan, Kalau mengatakan "Allah berfirman/berkata" berarti mempersamakan Allah dengan Manusia yang suka berkata-kata, berarti juga keterangan "Dzat Laesya kamislihi Syae'un" tidak dianggap/dianggap batal. (Sekedar untuk renungan, mangga bilih bade mikiran langkung tebih mah).
Pernah ada yang bilang "Berkata-nya Allah mah berbeda dengan Berkata-nya Manusia"
(Komen:Yang namanya berkata mah ya berkata, kalo basa sundanya mah ngadawuh/nyarios, kalo inggrisnya mah Says, kata indonesia yang lainnya mah berfirman, kalo bilang seperti di atas, kayaknya tidak ada bedanya Manusia dengan yang Memiliki Manusia, Kalo mempersamakan mahluk dengan yang memiliki Mahluk oleh Hukum/Al Qur'an disebut Apa yaaaa????)
(Komen:Yang namanya berkata mah ya berkata, kalo basa sundanya mah ngadawuh/nyarios, kalo inggrisnya mah Says, kata indonesia yang lainnya mah berfirman, kalo bilang seperti di atas, kayaknya tidak ada bedanya Manusia dengan yang Memiliki Manusia, Kalo mempersamakan mahluk dengan yang memiliki Mahluk oleh Hukum/Al Qur'an disebut Apa yaaaa????)
Penjelasan Hal ketauhidan inilah, yang sangat membuat tingkatan pengetahuan yang diperoleh mama Amilin begitu tinggi, yang kalau nggak salah, sesuai dengan penjelasan pada buku yang ditulis oleh mama Amilin yang berjudul KITAB TAUHID, bahwa "Ketauhidan ialah pengetahuan dasar agama islam yang sangat tinggi tingkatannya"
(Komen:Ongkoh Dasar, tapi tinggi, setau yang menyertai saya mah kalo Dasar mah di handap(red:di bawah), tapi ieu mah tinggi.....ccckkk... itulah perbadaannya dengan yang banyak dipelajari orang, hese kapikir mun teu dikersakeun mah), Kalau mengatakan "Allah berfirman/berkata" berarti mempersamakan Allah dengan Manusia yang suka berkata-kata, berarti juga keterangan "Dzat Laesya kamislihi Syae'un" tidak dianggap/dianggap batal. (Sekedar untuk renungan, mangga bilih bade mikiran langkung tebih mah).
(Komen:Ongkoh Dasar, tapi tinggi, setau yang menyertai saya mah kalo Dasar mah di handap(red:di bawah), tapi ieu mah tinggi.....ccckkk... itulah perbadaannya dengan yang banyak dipelajari orang, hese kapikir mun teu dikersakeun mah), Kalau mengatakan "Allah berfirman/berkata" berarti mempersamakan Allah dengan Manusia yang suka berkata-kata, berarti juga keterangan "Dzat Laesya kamislihi Syae'un" tidak dianggap/dianggap batal. (Sekedar untuk renungan, mangga bilih bade mikiran langkung tebih mah).
Pernah ada yang bilang "Berkata-nya Allah mah berbeda dengan Berkata-nya Manusia"
(Komen:Yang namanya berkata mah ya berkata, kalo basa sundanya mah ngadawuh/nyarios, kalo inggrisnya mah Says, kata indonesia yang lainnya mah berfirman, kalo bilang seperti di atas, kayaknya tidak ada bedanya Manusia dengan yang Memiliki Manusia, Kalo mempersamakan mahluk dengan yang memiliki Mahluk oleh Hukum/Al Qur'an disebut Apa yaaaa????)
(Komen:Yang namanya berkata mah ya berkata, kalo basa sundanya mah ngadawuh/nyarios, kalo inggrisnya mah Says, kata indonesia yang lainnya mah berfirman, kalo bilang seperti di atas, kayaknya tidak ada bedanya Manusia dengan yang Memiliki Manusia, Kalo mempersamakan mahluk dengan yang memiliki Mahluk oleh Hukum/Al Qur'an disebut Apa yaaaa????)
Penjelasan Hal ketauhidan inilah, yang sangat membuat tingkatan pengetahuan yang diperoleh mama Amilin begitu tinggi, yang kalau nggak salah, sesuai dengan penjelasan pada buku yang ditulis oleh mama Amilin yang berjudul KITAB TAUHID, bahwa "Ketauhidan ialah pengetahuan dasar agama islam yang sangat tinggi tingkatannya"
(Komen:Ongkoh Dasar, tapi tinggi, setau yang menyertai saya mah kalo Dasar mah di handap(red:di bawah), tapi ieu mah tinggi.....ccckkk... itulah perbadaannya dengan yang banyak dipelajari orang, hese kapikir mun teu dikersakeun mah)
(Komen:Ongkoh Dasar, tapi tinggi, setau yang menyertai saya mah kalo Dasar mah di handap(red:di bawah), tapi ieu mah tinggi.....ccckkk... itulah perbadaannya dengan yang banyak dipelajari orang, hese kapikir mun teu dikersakeun mah)